Alexander Wilyo | Patih yang Ditakdirkan Sejarah
Alexander Wilyo, Patih yang Ditakdirkan Sejarah |
Suasana magis. Bertabur manusia di kawasan, jantung kota Ketapang siang itu (05 Desember 2022) seperti di alam mimpi. Magnet semesta alam menarik hati untuk mengayunkan langkah berlama-lama di sana.
Saya dan rombongan dari Pontianak, satu pesawat disambut hangat. Dipersilakan bergabung dengan hadirin di kepatihan. Kami duduk bersila. Membentuk lingkaran yang dialas tikar. Turut larut dalam upacara adat Dayak, peresmian secara adat pesanggrahan/ pondok Kepatihan Kerajaan Ulu Aik di Ketapang.
Siapa sosok yang menghadirkan kembali kebesaran, sekaligus kejayaan Dayak di masa lampau? Para penguasa Borneo, yang membuat takjub pelancong serta para penulis Barat?
Inilah sosok muda, dalam horizon sejarah tua kerajaan Ulu Aik. Seorang alumnus Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) Jati Nangor tahun 2001 yang, sejak tanggal 27 Agustus 2021, mengemban amanah pemangku jabatan Pimpinan Tinggi Pratama di Kabupaten Ketapang sebagai Sekretaris Daerah Kabupaten Ketapang pada usia 41 tahun. Sosok yang sedang dalam takdir sejarah membuat: Dayak Great Again!
Baca juga Gelegar Sumpah Patih Wilyo
Patih dalam struktur suatu kerajaan, amat besar perannya. Boleh dikatakan, ia adalah “tangan kanan” raja. Bahkan, dalam sejarah, ada mahapatih yang lebih terkenal daripada rajanya.
Meski demikian, sebenarnya sang patih patuh pada raja sebagai penguasa tertinggi pada suatu kerajaan. Dalam struktur Kerajaan Hulu Aik, wilayah Ketapang, Kalimantan Barat. Dalam menjalankan tugasnya, Raja Hulu Aik dibantu oleh seorang Patih.
Bertepatan dengan Meruba 26 Juni 2021, Petrus Singa Bansa, Raja Hulu Aik ke-51 mempesalin (dalam bahasa adat setempat – mengangkat/menjunjung) Raden Cendaga Pintu Bumi Jaga Banua Alexander Wilyo, S. STP, M. Si, sebagai Patih Jaga Pati Desa Sembilan Domong Sepuluh Kerajaan Hulu Aik, di rumah kediaman Raja Hulu Aik, di Laman Sengkuang, Desa Benua Krio, Kecamatan Hulu Sungai.
Dengan dilantiknya sebagai Patih Jaga Pati Kerajaan Hulu Aik itu, maka gelar lengkapnya sebagai Patih menjadi Patih Jaga Pati Raden Cendaga Pintu Bumi Jaga Banua Alexander Wilyo, S. STP, M. Si.
Raja Hulu Aik ke-51 menaruh harapan agar Patih Jaga Pati Raden Cendaga Pintu Bumi Jaga Banua Alexander Wilyo , S. STP, M. Si. bisa menjadi tangan kanannya dalam mengurus masalah adat. Tugas utamanya adalah menjaga adat jalan jamban titi sejak karosek mula tumbuh tanah mula menjadi.
Karena itu, pada setiap acara adat (seperti Nyapat Tahun, Tantobus, Bepalas Benua/Laman, menyelesaikan konflik-konflik masyarakat adat dan lain-lainnya).
Dalam menjalankan tugas tersebut, Patih Jaga Pati dibantu oleh para domong di wilayah Desa Sembilan Domong Sepuluh Kerajaan Hulu Aik.
Baca juga: Meruba| Tradisi Mencuci Barang Pusaka Kerajaan Hulu Aik
Dalam nenjalankan amanah Raja Hulu Aik tersebut juga, Patih Jaga Pati Raden Cendaga Pintu Bumi Jaga Banua Alexander Wilyo, S. STP, M. Si, baik diminta ataupun tidak, ia harus selalu hadir pada setiap acara adat.
Sesuai tugasnya sebagai Patih Jaga Pati – pati yang artinya adalah inti dari segala adat, ia pun harus selalu memastikan bahwa adat jalan jamban titi bangsa Dayak masih tegak berdiri di tanah Dayak.
Baca juga: Buku Lontaan Untuk Patih Wilyo