Patih Jaga Pati : Simbol Kerajaan Ulu Aik Dan Dayak Ada Padanya
Patih Jaga Pati di balai kepatihan. |
PATIH JAGA PATI : Patih. Dalam sejarah kerajaan-kerajaan Nusantara, ia memainkan peran penting dalam mempertahankan, sekaligus memperluas wilayah. Sang maharaja dan kerajaan besar, manakala patihnya pun besar.
Mahapatih besar, karena ia membesarkan rakyat; bukan pertama-tama sang raja. Takhta dan kuasa untuk rakyat. Itulah “3 daulat” yang telah diucapkannya menjadi Sumpah Setia Patih Jaga Pati. Yakni berdaulat dalam hal politik, ekonomi, dan budaya.
Patih Jaga Pati tidak sendiri.
Dalam menjalankan tugas tersebut, Patih Jaga Pati dibantu oleh para domong di wilayah Desa Sembilan Domong Sepuluh Kerajaan Hulu Aik. Karena itu, pada setiap acara adat (seperti Nyapat Tahun, Tantobus, Bepalas Benua/Laman, menyelesaikan konflik-konflik masyarakat adat dan lain-lainnya).
Patih Jaga Pati| Simbol Kerajaan Ulu Aik dan Dayak ada padanya. |
Dalam nenjalankan amanah Raja Hulu Aik tersebut juga, Patih Jaga Pati Raden Cendaga Pintu Bumi Jaga Banua Alexander Wilyo, S. STP, M. Si, baik diminta ataupun tidak, ia harus selalu hadir pada setiap acara adat.
Hal yang orang suka dari Patih Jaga Pati adalah: dalam dirinya terpancar simbol yang diinginkan. Melihat dirinya, orang merasa nyaman, suka, kagum, tergetar, sekaligus menginginkan apa yang orang inginkan.
Kini di era milenial, “daulat tuanku raja” bergeser menjadi daulat rakyat. Itulah titah Raja Kerajaan Hulu Aik yang dijaga sekaligus diemban oleh Patih Jaga Pati.
Tak syak. Patih Jaga Pati Raden Cendaga Pintu Bumi Jaga Banua Alexander Wilyo, S. STP, M. Si. reprentasi sosok yang ditunggu-tunggu selama ini. Eksistensinya adalah pemenuhan sejarah. Menjadi simbol bagi semua yang ada baik di masa lalu, kini, dan masa depan kerajaan Ulu Aik.
“Wilayah kerajaan Ulu Aik itu, bukan hanya Ketapang,” jelasnya. “Melainkan luas, melampaui batas administrasi kabupaten di Kalimantan Barat,” terangnya.
Sudah pasti, wilayah kerajaan masa kini berbeda dengan masa lampau. Integrasi, dan kesamaan sosial-budaya pun suatu: wilayah kekuasaan pula: kuasa budaya.
Patih Jaga Pati sadar betul. Ia bukan saja memikul beban sejarah, melainkan juga mengemban amanah mendaulatkan masyarakat masa kini dan merajut masa depan!
Patih Jaga Pati: Simbol Kerajaan Ulu Aik Dan Dayak Ada Padanya. |
Untuk mengeja-wantahkan amanah Raja Hulu Aik ke-51, Singa Bansa, tersebut, Patih Jaga Pati Raden Cendaga Pintu Bumi Jaga Banua Alexander Wilyo , S. STP, M. Si. pun mempatenkan tag-line-nya: SALAM BERDAULAT.
Kini di era milenial, “daulat tuanku raja” bergeser menjadi daulat rakyat. Itulah titah Raja Kerajaan Hulu Aik yang dijaga sekaligus diemban oleh Patih Jaga Pati.
Sanggupkah dia?
Jawabannya bukan “sanggup atau tidak”. Melainkan suatu amanah sekaligus titah raja yang wajib ditunaikannya. Tentu saja, dukungan dari masyarakat sangat perlu dan berarti baginya. Bagaimana bangsa Dayak berdaulat di tanah warisan miliknya?
Itulah amanah sejarah. Sekaligus panggilan tanah kelahiran. Tugas setiap orang sebenarnya yang lahir, makan minum, hidup, menghirup napas dari oksigen bumi tempatnya berpijak. Bukan semata-mata panggilan tugas Patih Jaga Pati.
Meski lelaki bertubuh gempal, masih muda, usia 42 tahun ini memancarkan aura simbol kelahiran kembali sejarah dan kejayaan kerajaan Ulu Aik di masa lalu. *)