Patih Jaga Pati Menjangkap Buah
Patih Jaga Pati Menjangkap Buah. Ya, buah apa yang dijangkapnya?
Patih Jaga Pati Laman Sembilan Domong Sepuluh
Kerajaan Hulu Aik, yang juga Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Ketapang,
Alexander Wilyo, S. STP., M. Si. menghadiri acara adat menjangkap buah di
Setipayan, Desa Penyarang, Kecamatan Jelai Hulu, Kabupaten Ketapang, Kalimantan
Barat, Jumat (16/6/2023).
Baca Patih Jaga Pati| Simbol Kerajaan Ulu Aik Dan Dayak Ada Padanya
Pada kesempatan tersebut Patih Jaga Pati meminta
supaya upacara adat menjangkap buah tersebut bisa dijadikan sebagai warisan
budaya tak benda dan dilakukan secara rutin.
Upacara adat menjangkap buah ini adalah salah satu adat tradisi masyarakat adat Dayak Jelai Sekayoq, yang diadakan pada setiap musim buah, seperti buah durian, malui, kusik, mentawa dan buah-buah lainnya.
Patih Jaga Pati pun sangat mengapresiasi masyarakat adat Desa Penyarang karna masih bisa melaksanakan acara adat menjangkap buah tersebut.
Baca Tangan Kanan Raja Hulu Aik Hadiri Upacara Adat Tentobus
Patih Jaga Pati malah sangat bangga kepada masyarakat adat Jelai Sekayoq, yang masih mempertahankan salah satu adat jalan jamban titi sejak karosiq mula tumbuh tanah mula menjadi itu.
Menurut Patih Alex, menjangkap buah ini adalah acara adat mengambil atau memanen atau pesta buah secara adat.
"Upacara adat menjangkap buah ini adalah salah satu adat tradisi masyarakat adat Dayak Jelai Sekayoq, yang diadakan pada setiap musim buah, seperti buah durian, malui, kusik, mentawa dan buah-buah lainnya," ujarnya.
Karena acara adat menjangkap buah ini hanya ada di Kabupaten Ketapang, maka Patih Alex pun meminta Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Ketapang, melalui SK Bupati, untuk menetapkan ritual adat menjangkap buah ini sebagai warisan budaya tak benda.
"Acara adat menjangkap buah ini, hanya ditemui di Kecamatan Jelai Hulu. Dan tradisi menjangkap buah ini sudah dilakukan oleh masyarakat adat Jelai Sekayoq secara turun-temurun, sejak jaman nenek moyang dan tetap diadakan sampai sekarang, jika ada musim buah," tandasnya.
Baca Alexander Wilyo | Patih Yang Ditakdirkan Sejarah
Lebih lanjut Patih Alex menyarankan agar acara adat menjangkap buah ini diusulkan kepada Kemenkuham supaya dijadikan warisan budaya tak benda dan dijadikan sebagai agenda rutin oleh Pemerintah Daerah untuk masyarakat adat Jelai Sekayoq. "Ke depan, acara adat menjangkap buah ini hendaknya diadakan sebagai gawai," sarannya.
Menurut hemat Patih Alex, Pemerintah Daerah Kabupaten Ketapang semestinya bisa membantu serta memfasilitasi acara adat menjangkap buah ini, berupa infrastruktur jalan dan lain-lainnya agar pelaksanaan adat menjangkap buah ini dapat maksima, termasuk memfasilitasi acara adatnya dan menetapkan menjangkap sebagai gawai adat.
Upacara menjangkap buah. |
Acara adat menjangkap buah diiringi musik senggayong, musik daerah yang ada di Desa Penyarang. Musik senggayong adalah alat musik yang terbuat dari bambu.
Tentang adat menjangkap buah ini, Acong Maryanto, salah seorang generasi penerus budaya Jelai Sekayoq pun menjelaskannya secara detail. Adat buah Jelai itu ada 3 tahapan.
(1). Mealap buah, yakni adat buah saat mulai tumbuh bunga.
(2). Menjangkap buah, yakni adat buah saat mulai jatuh. Jangkap = pegang. Maksudnya, buah yang jatuh itu dipungut atau diambil dengan tangan. Dengan adat menjangkap buah, baru diperbolehkan memanjat buah, baru boleh bersenggayung, boleh menyandu buah pakai lampu. Itu kalau dulu-dulunya. Sekarang menjangkap buah menjadi ritual adat makan buah.
(3). Adat memulangkan buah, yakni memulangkan senggayung saat musim buah sudah kuang atau di penghujung musim.
Acara adat menjangkap buah tahun ini dihadiri oleh
para demong, sesepuh, para tokoh adat serta masyarakat adat desa-desa di
Kecamatan Jelai Hulu, seperti Desa Batu Menang, Desa Batu Lapu, Desa Kusik
Bulin.