Patih Jaga Pati Hadiri Gawai Nyapat Taunt XII Simpang Hulu

Alexander Wilyo, Patih Jaga Pati, Gawai Nyapat Taunt, Gawai, Kerajaan Ulu Aik, Simpang Hulu, Kabupaten Ketapang

PATIH JAGA PATI : Patih Jaga Pati Laman Sembilan Domong Sepuluh Kerajaan Hulu Aik, yang juga Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Ketapang, Alexander Wilyo, S.STP., M.Si.hadir dan membuka Gawai Nyapat Tautn XII Kecamatan Simpang Hulu, Kabupaten Ketapang, di Lapangan Sepak Bola Karang Taruna Tahak, Sabtu (1/6/2023).

Gawai Nyapat Tautn Kecamatan Simpang Hulu ini merupakan ungkapan syukur atas hasil panen dan memohon berkat untuk tahun perladangan berikutnya. GNT ini juga menjadi agenda tahunan Dinas Pariwisata dan Budaya Kabupaten Ketapang.

Baca Patih Jaga Pati| Simbol Kerajaan Ulu Aik Dan Dayak Ada Padanya

Proses atau tahap-tahap berladang dalam tradisi masyarakat adat Kualan-Semandang, antara lain ngusok atau mancang-mangor (meminta restu kepada Sang Pencipta untuk lokasi); jika tidak ada mimpi buruk dilanjut dengan aktivitas minu (menebas); ngobakng (menebang); mampoh ropa (mengeringkan hasil tebangan); ngucol (membakar); tamurok (menugal); miobuh (merumput), ngotum (panen); mota atau ngobat podi (ritual adat sebelum panen); batantulak (menolak segala macam hama dan sampar padi) mokan borai baliong (ritual memberi makanan terhadap beliung, kapak, parang dan alat-alat pertanian lainnya), ngosu minu podi (ritual memanggil semangat padi supaya kembali ke lumbung).
Ditegaskan Patih Jaga Pati, karena adat budaya tradisi adalah harga diri; adat dan tradisi leluhur juga adalah jati diri, dan kalau jati diri itu dihilang maka harga diri  juga akan hilang.
Pada GNT XII ini, Patih Jaga Pati disambut secara adat, yang diawali dengan acara nginjak telur, dilanjut dengan acara tampong tawar (ritual memercik kaki dengan air), pancung buluh muda, yang diwakilkannya kepada Ketua DAD Provinsi Kalimantan Barat. 

Usai pancung buluh muda dilanjut dengan ngalu (menyambut tamu-tamu kehormatan dengan menyuguhkan tuak). Tuak adalah minuman tradisional Dayak yang buat melalui proses permentasi.

Patih Jaga Pati, yang akrab dipanggil Alex berharap agar Gawai Nyapat Tautn (GNT) XII tetap ramai dan meriah dari awal sampai akhir.

Patih Jaga Pati pun mengapresiasi atas terlaksannya  GNT XII, yang merupakan satu-satunya di Kabupaten Ketapang yang telah menyelenggarakan gawai adat Dayak lebih dari sepuluh kali. 

"Semoga GNT dapat semakin baik. Jaga ketertiban. Jangan sampai ada cerita-cerita yang kurang baik, yang bisa menimbulkan citra negatif bagi Kabupaten Ketapang," harapnya.


Patih Jaga Pati juga meminta supaya adat jalan jamban titi sejak karoseq mula tumbuh tanah mula menjadi tetap dijunjung tinggi, dan tidak boleh dilupakan.

Baca Patih Jaga Pati Laman Sembilan Domong Sepuluh Hadiri Upacara Adat Tentobus

Sebagai Patih Jaga Pati, dirinya punya tugas dan tanggung jawab untuk menjaga, memelihara, menegakkan adat jalan jamban titi sejak keroseq mula tumbuh tanah mula menjadi. "Karna, adat jalan jamban titi itu sudah ada sejak jaman dulu, sejak tanah ini dijadikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, Duata Perimbang Alam Bumi. 

Karena itu, adat jalan jamban titi tersebut jangan sampai hilang. Pegang teguhlah semboyan: kita hidup di kandung adat, mati di kandung tanah; hidup bepemalu, mati bepemali; tijak di tanah, betiti di adat, diam di aturan. Ini harus dipegang teguh, bukan hanya oleh domong mantir, tetapi oleh seluruh DAD beserta jajaran dan seluruh masyarakat adat Dayak," ujarnya.

Ditegaskan Patih Jaga Pati, karena adat budaya tradisi adalah harga diri; adat dan tradisi leluhur juga adalah jati diri, dan kalau jati diri itu dihilang maka harga diri  juga akan hilang.

Karena itulah Patih Jaga Pati pun berpesan agar semuanya bersatu, semakin kuat dalam menjaga adat istiadat, tradisi dan budaya. Dengan demikian, adat istiadat, budaya dan tradisi pun dapat terjaga dan dijunjung tinggi, sehingga orang luar pun dapat menghormati adat tradisi.

Pembukaan GNT kali ini dihadiri oleh Sekjend MADN, Ketua Umum DAD Provinsi Kalimantan Barat, anggota DPRD Provinsi Kalimantan Barat, anggota DPRD Kabupaten Ketapang, anggota DPRD Kabupaten Sanggau. 

Selain itu, dihadiri pula Ketua DAD Kabupaten Ketapang, Dunas Pariwisata dan Budaya Kabupaten Ketapang, Dinas PMPD Ketapang, Camat Simpang Dua, Camat Simpang Hulu, Camat Tayan, Camat Toba, Ketua DAD Simpang Hulu dan Simpang Dua, Kepala Desa sekecamatan Simpang Hulu, domong adat Simpang Hulu, Panitia GNT dan jajarannya, para tokoh etnis, sejumlah Ormas pemuda Dayak di Kecamatan Simpang Hulu, sanggar-sanggar sekecamatan Simpang Hulu, serta masyarakat adat Simpang Hulu. *
(Thomas Tion)
LihatTutupKomentar
Cancel