Patih Jaga Pati Membuka Gawai Adat Dayak Ketapang Tahun 2023

Patih Jaga Pati, Gawai Adat Dayak Ketapang Tahun 2023, Kerajaan Hulu Aik, Alex, Sekda Ketapang

Patih Jaga Pati Membuka Gawai Adat Dayak Ketapang, Kalimantan Barat, Tahun 2023. Seperti diketahui bahwa Gawai adalah upacara puncak syukuran hasil panen masyarakat Dayak yang diadakan rutin setiap tahun. 

Patih Jaga Pati Laman Sembilan Domong Sepuluh Kerajaan Hulu Aik, yang juga Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Ketapang Alexander Wilyo, S. STP., M. Si membuka  Gawai Adat Dayak  (GAD) Kabupaten Ketapang Tahun 2023. GAD Ketapant tahun ini dilaksanakan di Lapangan Sepak Bola Nanga Tayap, 10 - 15 Juli 2023.

Pembukaan secara resmi GAD tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, yang dengan cara memukul gong. GAD Ketapang tahun ini dibuka secara resmi dengan cara memancung buluh muda. Pemancungan buluh mudanya pun dipercayakan oleh Patih Jaga Pati kepada Cornelius Kimha, Ketua Umum DAD Provinsi Kalbar 2023-2028.

Patih Jaga Pati berharap semoga seluruh  rangkaian acara GAD Tahun 2023 di Nanga Tayap dapat berlangsung lancar dan sukses dari acara pembukaan sampai acara penutupannya.

Patih Alex mengaku sangat berkesan pada GAD kali ini karna pada acara penyambutan dirinya disambut secara adat Dayak dan Melayu. “Ini luar biasa dan baru terjadi di Ketapang,” ujarnya.
Baca Patih Jaga Pati| Simbol Kerajaan Ulu Aik Dan Dayak Ada Padanya

Patih Alex mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada tokoh-tokoh dan para tetua etnis Melayu.

Pada kesempatan yang sama, Patih Alex mengisahkan Nanga Tayap yang menyimpan banyak nilai-nilai historis, yakni tentang Kayong. “Kayong itu adanya di Tayap, bukan di daerah lain. Ada Sungai Kayong. Ada Desa Kayong Tuhe, Desa Tajok Kayong, dan Desa Kayong Utara. Artinya Kayong itu ada di Nanga Tayap. Makanya, Kabupaten Ketapang itu identik dengan Kayong,” ujarnya.

Karena itu Patih Alex pun berharap agar seluruh tokoh masyarakat Nanga Tayap untuk mengangkat kembali kebesaran nama Kayong. Baik masyarakat adat Melayu, masyarakat adat Dayak maupun seluruh masyarakat Nanga Tayap. “Ini adalah PR bagi Ketua DAD, Ketua MABM, Camat Nanga Tayap dan seluruh jajarannya serta para Kades,” ujar Patih Jaga Pati yang bergelar adat Raden Cendaga Pintu Bumi Jaga Banua.

Terkait dengan pagelaran seni budaya, dirinya sebagai Sekda Kabupaten Ketapang mendukung penuh pengembangan adat, budaya dan tradisi seluruh masyarakat etnis yang ada di Kabupaten Ketapang. Hal  itu terbukti karena setiap tahun Pemda Ketapang telah mengalokasikan anggaran fasilitasi untuk pelaksanaan acara Gawai Dayak, Pentas Seni Budaya Melayu, perayaan 1 Suro untuk Paguyuban Jawa, juga kegiatan untuk Paguyuban Madura, Batak dan Flobamora.

Dengan demikian, Pemerintah Kabupaten Ketapang berlaku adil, mendukung penuh pengembangan adat dan budaya seluruh suku, yang ada di Kabupaten Ketapang, tidak hanya suku Dayak.

Pemerintah Kabupaten Ketapang juga mendukung penuh pembangunan rumah adat bagi seluruh etnis yang ada di Kabupaten Ketapang, tidak hanya rumah adat Dayak, tetapi juga rumah Joglo, rumah adat suku Jawa; sudah mulai membangun rumah adat Madura; dan rumah adat Melayu.

“Silahkan etnis lainnya  membangun rumah adat. Sepanjang tujuannya baik, mari kita bersatu padu, kita saling kompak, kita jaga kekompakan, keharmonisan, keamanan, ketertiban Kabupaten Ketapang. Ketika situasinya kondusif, Kamtibmas terjaga, maka kita akan dapat mempercepat pembangunan, mewujudkan pembangunan di segala bidang, termasuk infrastruktur, seni budaya, sosial budaya, ekonomi dan sebagainya untuk mewujudkan cita-cita besar Ketapang yang maju dan sejahtera," ujarnya.

Pelaksanaan Gawai Adat Dayak tahun ini bertepatan pula dengan acara peletakan batu pertama pembangunan rumah adat Dayak Kecamatan Nanga Tayap.
Pemerintah Kabupaten Ketapang berlaku adil, mendukung penuh pengembangan adat dan budaya seluruh suku, yang ada di Kabupaten Ketapang, tidak hanya suku Dayak.
Sekali lagi, Patih Jaga Pati yang juga Sekda Ketapang, atas nama pribadi dan Pemerintah Kabupaten Ketapang mengucapkan selamat dan sukses atas terselenggaranya Gawai Adat Dayak  se-Kabupaten Ketapang Tahun 2023. “Semoga dengan even-even seperti ini, kita dapat mengangkat kembali, melestarikan seluruh budaya, tradisi, kekayaan non benda dari leluhur kita sampai kapan pun” ujarnya.

Dikatakannya juga, dampak even Gawai Adat Dayak di Nanga Tayap ini pun sungguh luar biasa bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat di Nanga Tayap. “Ada multi player efek, yang juga efek turunannya, yang bernilai positif. Rumah makan selalu kehabisan stok nasi, habis terus, kewalahan melayani pesanan. Hotel-hotel pun penuh. Ini artinya kegiatan seperti ini positif, manfaat positiftnya lebih banyak sehingga harus kita pertahankan, perbaiki, kita kembangkan di masa-masa mendatang.

“Selamat dan sukses kepada seluruh panitia. Tolong jaga nama baik Nanga Tayap. Jaga nama baik Kabupaten Ketapang. Yang lebih penting lagi, jaga nama baik masyarakat adat Dayak. Jangan cedrerai acara-acara seperti ini dengan hal-hal yang tidak baik, seperti mabuk-mabukan, perkelahian, perjudian,” begitu pintanya.
Baca Pati, Atau Patih Kerajaan Ulu Aik Dalam Naskah Zaman Kolonial Belanda

Gawai Adat Dayak tahun ini dihadiri oleh banyak pihak, antara lain oleh yang mulia Raja Hulu Aik ke-51 Petrus Singa Bansa, Ketua DAD Provinsi Kalbar, sejumlah anggota DPRD Provinsi dan Kabupaten Ketapang, Ketua Umum dan Ketua Harian DAD Kabupaten Ketapang,

Pengalungan sal kepada Patih Jaga Pati.

Juga hadir pada acara Gawai Dayak Ketapang 2023 Asisten Sekda Bidang Administrasi dan Umum, Kepala Bidang Kebudayaan Disparbud, Kepala Dinas Perhubungan, Plt. Kadis Kesehatan, Kepala Bidang Cipta Karya PUTR, Kepala Dinas Pertanian Pertenakan dan Perkebunan, Kepala Kesbangpol, Kepala Dinas Capil, Inspektur, Kepala BPBD, Kabag Tapem, Kepala Balitbang, BPKAD, Dinas PMPD, para Ketua DAD Kecamatan, Camat Nanga Tayap, Kapolsek Nanga Tayap mewakili Kapolres Ketapang, Danramil Nanga Tayap yang mewakili Dandim Ketapang, para camat, Kades Tayap dan para Kades lainnya di Kabupaten Ketapang, Ketua DAD Nanga Tayap, jajaran panitia, domong mantir, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, ormas-ormas, ketua etnis dan paguyuban-paguyuban. *)
LihatTutupKomentar
Cancel