Terong Dayak: Kuliner kesukaan semua sukubangsa di Borneo
Terong Asam, atau yang sering disebut juga "Terong Dayak," merupakan makanan yang populer di kalangan masyarakat Dayak di pulau Borneo. Namun, kenyataannya, tidak hanya suku Dayak yang menyukai terong asam sebagai bahan sayuran campur ikan dan daging; etnis Tionghoa dan Senganan juga menyukainya.
Terong Asam menjadi salah satu menu yang tersedia di restoran Cina dan Dayak di Kalimantan. Rasanya agak asam, tetapi itulah yang justru membuatnya menambah aroma makanan dan memberikan sensasi nikmat ketika dikonsumsi.
Karakteristik rasa asam pada terong asam membawa kelezatan tersendiri dalam sajian tersebut. Aroma asam yang dihasilkan oleh terong ini menjadi daya tarik utama bagi para penikmatnya.
Meskipun rasanya asam, tetapi kombinasi rasa tersebut sangat cocok untuk menyempurnakan makanan dan menciptakan sensasi kuliner yang menyenangkan, atau bisa disebut "mak nyuzz."
Kuliner kesukaan semua sukubangsa di Borneo
Terong Asam adalah contoh nyata bagaimana makanan dari berbagai budaya dapat mempengaruhi dan diadopsi oleh etnis lainnya. Penerimaan dan pengaruh budaya ini mencerminkan adanya kekayaan kuliner di Indonesia, yang menggabungkan beragam cita rasa dari berbagai suku dan etnis.
Dengan popularitasnya di kalangan berbagai kelompok masyarakat, Terong Asam terus menjadi hidangan yang dicari dan dinikmati oleh banyak orang di wilayah Kalimantan, serta menjadi bagian dari warisan kuliner Indonesia yang kaya dan beragam.
Terong asam (Solanum ferox Linn) adalah salah satu spesies tanaman dalam Family Solanaceae (suku terung-terungan) yang tumbuh di kawasan tropika dan sub-tropika.
Di seluruh dunia, terdapat sekitar 1.500 spesies dalam keluarga ini, dengan lebih dari 25 spesies terdapat di Asia Tenggara. Namun, hanya sekitar 5-7 spesies yang dimakan dan ditanam. Terung Asam hidup liar di beberapa wilayah termasuk Asia Tenggara, Papua Nugini, dan Amerika Selatan.
Terung Asam memiliki klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Solanales
Famili: Solanaceae (suku terung-terungan)
Genus: Solanum
Spesies: Solanum ferox L.
Terong asam memiliki banyak nama lokal di berbagai negara, seperti Terung Pasai di Brunei, Cung Bulu di Indonesia, Terung Dayak, Terung Iban, dan Terung Asam di Malaysia, khua khon di Laos, tabanburo dan tagatum di Filipina, sinkade di Myanmar, mapu dan yongkuidi di Vietnam, serta muuk di Thailand.
Terong asam jarang ditanam secara teratur, lebih sering tumbuh liar di sekitar rumah atau kebun. Tanaman ini memiliki tinggi sekitar 0,5-1 meter dan seluruh bagian tanaman ini memiliki duri dan bulu halus. Daunnya berbentuk bujur dengan tepi yang berbentuk tiga segi, berbulu halus, dan lebih pucat di permukaan bawahnya.
Terong Asam adalah contoh nyata bagaimana makanan dari berbagai budaya dapat mempengaruhi dan diadopsi oleh etnis lainnya. Penerimaan dan pengaruh budaya ini mencerminkan adanya kekayaan kuliner di Indonesia, yang menggabungkan beragam cita rasa dari berbagai suku dan etnis.
Bunga terung asam berwarna putih dan berdebu. Buahnya berbentuk lebar bulat dengan diameter sekitar 2-3 cm, berwarna hijau saat masih muda dan berubah menjadi kuning ketika matang. Kulit buahnya diselaputi oleh debu tebal yang mudah dihapus.
Habitat dan pemuliabiakan terong asam
Terung Asam bisa dibiakkan dengan menggunakan biji dari buah yang sudah matang. Prosesnya melibatkan penjemuran biji, perendaman dalam air selama 24 jam untuk memecah dormansi, dan penanaman biji. Benih akan berkecambah dalam 1-2 minggu dan bisa dipindahkan ke lahan ketika sudah memiliki 2 helai daun atau tinggi sekitar 1,5-1 cm atau berumur 2-3 minggu. Jarak tanam terung asam adalah sekitar 0,6 meter x 1,0 meter.
Tanaman terong asam membutuhkan bahan organik dan pupuk NPK untuk pertumbuhannya. Tanaman ini akan berbunga setelah berusia sekitar 3-4 bulan setelah ditanam. Bunga akan membuka kelopak selama 2-3 hari pada pagi hari yang panas dan lembab, dan bantuan dari lebah membantu dalam proses pembungaan. Buah terong asam akan terbentuk dalam 2-3 bulan setelah pembungaan dan bisa dipetik ketika sudah berwarna kuning. Terung Dayak bisa bertahan selama 1 tahun jika dirawat dengan baik dan tidak diserang penyakit Layu Bakteria.
Buah terong asam memiliki berbagai kegunaan dan khasiat. Buah ini bisa digunakan sebagai pengganti asam untuk gula lemak ikan. Selain itu, buah terung ini sering digunakan sebagai pelengkap makanan bersama sambel belacan. Bulu pada buah bisa dibuang dengan menggunakan sabut kelapa.
Selain buahnya, biji dan akar terong juga memiliki khasiat sebagai obat. Biji terong digunakan untuk mengobati sakit gigi, sedangkan rebusan akar digunakan sebagai air mandi untuk mengobati demam dan sebagai campuran obat luka, gatal-gatal, dan sakit badan.
Terung asam juga rentan diserang oleh berbagai OPT Organisme Penggangu Tanaman (OPT). Serangan Penyakit Layu disebabkan oleh Bakteria Pseudomonas solanacerum dapat menyebabkan tanaman layu dan mati. Akar tanaman juga bisa diserang oleh cacing Nematod Meloidogyne arenaria, yang menyebabkan pembentukan bintil-bintil pada akar dan merusak tanaman. Kumbang dan aphid juga kadang-kadang menyerang tanaman dan mengurangi hasilnya.
Dengan berbagai manfaat dan kegunaannya, Terung Asam memiliki potensi untuk menjadi bagian penting dalam budidaya tanaman dan pangan di kawasan Asia Tenggara. Pemanfaatan dan pengembangan lebih lanjut dari tanaman ini dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat, terutama dalam aspek pangan dan kesehatan.*)