3 Sumpah Patih Jaga Pati, Raden Cendaga Alexander Wilyo, S. STP, M. Si.
Patih Jaga Pati, Raden Cendaga Pintu Bumi Jaga Banua Alexander Wilyo, S. STP, M. Si. |
Patih Jaga Pati yang asli nama lengkapnya Patih Jaga Pati, Raden Cendaga Pintu Bumi Jaga Banua Alexander Wilyo, S. STP, M. Si., telah bersumpah dengan penuh kesungguhan.
Dalam bahasa Indonesia, "sumpah" memiliki makna yang dalam, yakni: pernyataan yang diucapkan secara resmi dengan bersaksi kepada Tuhan atau hal yang dianggap suci, bertujuan untuk menguatkan kebenaran dan kesungguhan (KBBI daring).
Tri Sumpah yang diucapkan oleh Patih Jaga Pati mengadung makna mendalam, yakni:
1. Daulat dalam hal budaya.
2. Daulat dalam hal ekonomi.
3. Daulat dalam hal politik.
Namun, justru Daulat yang pertama, yakni daulat budaya, merupakan inti dari semuanya. Daulat budaya adalah dasar yang paling mendasar dibandingkan dengan yang lainnya. Sejatinya, daulat budaya adalah yang paling abadi.
Melalui sumpah ini, Patih Jaga Pati, Raden Cendaga Pintu Bumi Jaga Banua Alexander Wilyo, S. STP, M. Si., telah menegaskan komitmen untuk menjunjung tinggi daulat budaya sebagai pijakan utama dalam menghadapi dinamika zaman.
Bila kita membuka lembaran sejarah dunia, akan terlihat bahwa daulat budaya melampaui semua jenis daulat lainnya. Kebudayaan memiliki kemampuan untuk meresapi setiap aspek kehidupan manusia.
Kita seharusnya tidak melupakan bahwa kebudayaan adalah tonggak utama identitas suatu bangsa. Ia mengandung nilai-nilai, norma-norma, dan warisan leluhur yang telah mengarahkan perjalanan umat manusia sepanjang masa. Dalam setiap karya seni, dalam setiap tradisi yang diwariskan, dan dalam setiap bahasa yang diucapkan, kebudayaan terpancar dengan gemilang.
Namun, dalam sorotan globalisasi yang meluas, sering kali kebudayaan diabaikan atau bahkan terpinggirkan. Inilah mengapa sumpah Patih Jaga Pati begitu menggema, mengingatkan kita akan keharusan menjaga dan memuliakan kebudayaan.
Daulat budaya bukanlah sekadar pemanis dalam hidup kita, tetapi pondasi yang menjaga keberlanjutan kita sebagai suatu bangsa yang berakar pada sejarah yang kaya dan bermakna.
Melalui sumpah ini, Patih Jaga Pati, Raden Cendaga Pintu Bumi Jaga Banua Alexander Wilyo, S. STP, M. Si., telah menegaskan komitmen untuk menjunjung tinggi daulat budaya sebagai pijakan utama dalam menghadapi dinamika zaman.
Patih Jaga Pati telah mengingatkan kita bahwa dalam mengarungi lautan globalisasi yang luas, kita harus menjaga agar gelombang modernitas tidak melupakan dan mengaburkan warisan luhur yang telah mengakar dalam jiwa kita.
Sejatinya, sumpah ini adalah panggilan suci kepada kita semua, agar dalam setiap tindakan dan keputusan, kita menghormati dan merawat warisan budaya yang tak ternilai.
Dari tarian tradisional hingga cerita nenek moyang, dari nilai-nilai adat hingga ciri khas kuliner, semuanya membentuk jalinan tak terputuskan yang menghubungkan kita dengan akar yang dalam dan mengingatkan kita akan jati diri yang unik.
Dengan sumpah ini, mari kita menjadikan daulat budaya sebagai panduan utama kita, sebagai pilar yang kokoh di tengah arus perubahan. Marilah kita jadikan warisan budaya sebagai sumber kekuatan, inspirasi, dan kebanggaan.
Sedemikian rupa, sehingga di setiap langkah kita, di setiap perjalanan dan di setiap pilihan, kita akan tetap menjunjung tinggi daulat budaya. Sebagaimana yang diucapkan oleh Patih Jaga Pati dalam sumpah suci ini. *)