Slippery Slope yang Berhormat Mas Menteri Nadiem
Namun, terkait beban administrasi dan beban finansial akreditasi, kita setuju bukan hanya 100 melainkan 1.000 persen. Keputusan ini sangat tepat!
Sebagai salah satu yang diamanahkan menduduki tugas di manajemen perguruan tinggi, penulis mengalami terutama di perguruan tinggi swasta, betapa akreditasi ini selain merepotkan, juga high cost. Bayangkan! Mendaftar untuk akreditasi satu Program Studi (Prodi) saja, sekian (jete). Belum Prodi lain, selain Prodi Institusi. Tak terbilang cost lain, seperti ini itu (jangan disebut rinciannya) sebagai ikutan atau konsekuensi akreditasi.
Lalu kewajiban persiapan mengisi Standar (dahulu Borang) akreditasi yang berbilang angka 9. Sungguh waktu 2 tahun sangat kurang untuk mempersiapkannya. Selain menguras tenaga, juga menyita dana, serta meluangkan waktu yang jika dihitung ribuan jam di luar office hours, jam kerja kantoran.
Dengan demikian, diksi "meringankan beban finansial akreditasi" adalah diksi yang sangat tepat sekali.
Dalam konteks dinamika politik dan perubahan kebijakan yang sering terjadi, ungkapan "ganti menteri, ganti peraturan" menjadi semacam aksioma yang mencerminkan realitas pergantian kepemimpinan dalam pemerintahan.
Saat terjadi perubahan menteri atau pemimpin di suatu negara atau institusi, tidak jarang pula peraturan dan kebijakan yang ada ikut berubah. Namun, perubahan ini bisa menjadi hal yang sangat tidak terduga dan bisa berdampak signifikan pada berbagai bidang, termasuk pendidikan.
Di sini, kita dapat melihat relevansi konsep filsafat moral yang dikenal sebagai Slippery Slope. Konsep ini menyoroti bagaimana tindakan atau kebijakan awal yang mungkin dianggap sebagai tindakan "ringan" atau kurang signifikan dalam jangka pendek, bisa berpotensi membuka pintu bagi tindakan atau kebijakan yang lebih berat dan kontroversial dalam jangka panjang.
Dalam terang akal budi, kita dapat bersama-sama membentuk pendidikan yang lebih baik dan relevan bagi generasi mendatang. Termasuk mengkritisi dan menyikapi Keputusan Mas Menteri terkait skripsi, tesis, dan disertasi ini.
Dalam konteks penghapusan skripsi di perguruan tinggi dan perubahan Standar Nasional Pendidikan Tinggi, kekhawatiran muncul bahwa langkah ini bisa saja menjadi permulaan dari serangkaian perubahan yang berujung pada penurunan mutu pendidikan.
Namun, tetaplah diingat bahwa tidak semua perubahan bersifat merugikan. Beberapa perubahan mungkin diperlukan untuk menjawab tantangan baru atau untuk menyempurnakan sistem yang sudah ada.
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat, khususnya para pemangku kepentingan di dunia pendidikan, untuk tetap terlibat dalam diskusi dan memberikan masukan yang konstruktif terhadap perubahan yang diusulkan.
Mengenai penghapusan skripsi di perguruan tinggi dan perubahan Standar Nasional Pendidikan Tinggi, tentu ada keprihatinan yang beralasan.
Dampak dari perubahan semacam ini bisa melampaui ekspektasi awal, terutama jika perubahan ini membawa implikasi yang signifikan terhadap kualitas lulusan dan standar pendidikan. Demikian pula, kita perlu mengakui bahwa perubahan bisa saja dilakukan untuk memperbaiki sistem yang sudah ada, menjaga relevansi dengan perkembangan zaman, dan meningkatkan efisiensi.
Menciptakan keseimbangan antara kekhawatiran yang masuk akal dengan kewaspadaan terhadap peluang perbaikan adalah suatu tantangan. Oleh karena itu, bijaksanalah untuk tetap mengikuti dan memantau tindakan yang akan diambil oleh menteri baru. Namun juga tetaplah terlibat dalam proses diskusi dan memberikan kontribusi yang konstruktif.
Dalam era informasi saat ini, penting juga untuk mengumpulkan informasi yang akurat dan mendalam tentang perubahan yang diusulkan, sehingga kita dapat membuat penilaian yang cerdas tentang potensi dampaknya terhadap sistem pendidikan dan kualitas lulusan di masa mendatang.
Mengingat pentingnya pendidikan dalam membentuk masa depan suatu bangsa, peran serta aktif dalam menjaga mutu pendidikan dan mendorong perubahan yang positif sangatlah krusial.
Memahami kompleksitas perubahan kebijakan, mengambil langkah-langkah yang berdasarkan pada pengetahuan dan pemahaman yang akurat menjadi pelita hati.
Dalam terang akal budi, kita dapat bersama-sama membentuk pendidikan yang lebih baik dan relevan bagi generasi mendatang.
Waktu akan menguji
Nadiem Makarim memiliki kombinasi yang unik dari pengalaman, pendidikan, dan kreativitas yang dapat dihubungkan dengan konsep "link and match" atau menghubungkan dan mencocokkan berbagai elemen untuk mencapai tujuan tertentu.
Kombinasi ini bisa menjadi faktor penting dalam kesuksesan seseorang dalam peran kepemimpinan dan pengambilan keputusan. Dengan latar belakang sebagai pendiri dan CEO Gojek, Nadiem Makarim membawa wawasan dari dunia teknologi dan bisnis yang dapat dihubungkan dengan dunia pendidikan dan inovasi.
Pengalaman Nadiem Makarim dalam memimpin sebuah perusahaan teknologi yang sukses menunjukkan kemampuannya dalam menghubungkan dan mengintegrasikan berbagai sumber daya dan ide untuk mencapai visi yang jauh.
Pendidikan dan latar belakang akademisnya juga memainkan peran penting dalam membentuk pemikiran analitisnya dan memberikan dasar yang kuat untuk pengambilan keputusan yang cermat. Ditambah dengan kreativitasnya, Nadiem Makarim mungkin memiliki kemampuan untuk melihat peluang baru, mencari solusi inovatif, dan mencocokkan konsep yang mungkin tidak terlihat terhubung pada pandangan awal.
Ini adalah contoh bagaimana seseorang dengan kombinasi pengalaman, pendidikan, dan kreativitas dapat menggunakan prinsip "link and match" untuk merumuskan strategi dan menghadapi tantangan dengan cara yang unik dan efektif.
Dalam konteks perannya sebagai mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia, kombinasi ini mungkin telah membantunya mengambil keputusan yang terinformed. Sekaigus inovasi dalam menghadapi dinamika pendidikan modern dan jawaban atas kebutuhan masyarakat. (Masri Sareb Putra, M.A.*)