Jas Merah Bung Karno yang Kerap Disalah-kutip Pakar Sekalipun: Ini Aslinya!
PATIH JAGA PATI : Jas Merah nama salah satu rubrik kita. Tidak usah dijaskan hal yang terang benderang ini. Pembaca pasti mafhum maksudnya.
"Men leert historie om wijs te worden van tevoren," kata Thomas Carlyle.
Pelajarilah sejarah, untuk tidak tergelincir di
hari depan.
"Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah.
Jangan meninggalkan sejarahmu yang sudah, engkau akan berdiri di atas vacuum,
engkau akan berdiri di atas kekosongan, dan lantas engkau menjadi bingung, dan
perjuanganmu paling-paling hanya berupa amuk-amuk belaka!"
Itulah penggalan dari pidato terakhir Bung Karno sebagai Presiden RI pada 17 Agustus 1966.
Pidato itu dikenal dengan judul "Jas Merah."
Kesamaan sejarah merupakan salah satu identitas suatu bangsa. Bagi Bung Karno, sejarah adalah perjuangan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Sudah selama berabad-abad bangsa Indonesia dijajah oleh bangsa asing dengan segala duka dan derita yang dialami.
"Dengan
berpegang terus kepada sejarah itu, maka dengan kekuatan baru, dengan selalu
bertambah semangat baru, dengan selalu bertambah mantap dan kokoh keyakinan,
bertambah cerah harapan-harapan baru, mari kita menggembleng terus persatuan
dan kesatuan, untuk perjuangan kita selanjutnya ..., " tegas Bung Karno.
Jadi, sejarah merupakan sumber inspirasi dan daya
pemersatu yang mengikat seluruh bangsa Indonesia.
Sejarah dapat menjadi "samen bundelen alle revolutionaire krachten in de natie" (pengikat semua kekuatan revolusioner dari suatu bangsa).
Yang benar itu "Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah", bukan: jangan sekali-kali melupakan sejarah! Bertobatlah! Belajar untuk kembali ke aslinya sejarah!
Menurut Bung Karno, lewat
sejarah, bangsa Indonesia dapat melihat perjuangan apa yang harus dilakukan
agar mencapai masyarakat yang sejahtera, bahagia, hidup layak, dan hidup enak.
Untuk itu, lanjutnya, perjuangan anti-imperialisme dan kolonialisme dalam segala bentuk manifestasinya, . [ .. ] merupakan tantangan bagi pembangunan.
Hasil positif yang sudah dicapai di masa yang lampau jangan dibuang begitu saja! Membuang hasi- hasil positif dari masa yang lampau tidak mungkin, sebab kemajuan yang kita miliki sekarang ini, adalah akumulasi daripada hasil-hasil perjuangan di masa yang lampau, yaitu hasil-hasil macam-macam perjuangan dari generasi nenek moyang kita sampai kepada generasi yang sekarang ini!
Baca Panglima Dayak Sejati dengan 9 Kriteria
Lagi kata Bung Karno: Seorang pemimpin yaitu Abraham Lincoln, berkata,
"one cannot escape history", "orang tak dapat melepaskan diri
dari sejarah". Saya pun berkata demikian! Tetapi saya tambah. Bukan saja
"one cannot escape
history", tetapi saya tambah: "Never leave history"! -
"Janganlah sekali-kali meninggalkan sejarah!" Jangan meninggalkan
sejarahmu yang sudah!, hai bangsaku, karena jika engkau meninggalkan sejarahmu yang sudah, engkau
akan berdiri di atas vacuum, engkau akan berdiri di atas kekosongan, dan lantas
engkau menjadi bingung, dan perjuanganmu paling-paling hanya akan berupa amuk,
amuk belaka! Amuk, seperti kera kejepit di dalam gelap!
- Bung Karno
Selengkapnya, baca buku ini dengan saksama!
(Rangkaya Bada)