Nepotisme dalam Politik: Baik Atau Tidak? Jangan Jawab Sebelum Membaca Ini! (1)
Tahun politik masih di ujung hidung, 2024. Namun, aroma kerasnya mulai tercium. Satu isu pasti diembuskan, dan digoreng, adalah soal "nepotisme". Apa sebenarnya makhluk itu?
Portal berita dan informasi tercinta kita ini, secara khusus meminta Masri Sareb Putra, M.A., untuk riset terkait topik nepotisme dalam dunia politik di aras dunia sepanjang sejarah. Masri yang secara formal pernah belajar dan kuliah "Sejarah Filsafat" dan "Filsafat Politik", yang buku babonnya adalah "Politeia" (diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan judul "The Republic") dari Plato, menurunkan hasil risetnya khusus untuk Pembaca tercinta.
Dapat dilihat sebagai edukasi sekaligus literasi politik, kajian bersifat ilmiah-netral. Berdasarkan riset pustaka, dikompilasi dari berbagai sumber, lalu diekstrak menjadi tulisan yang bernas.
Tulisan akan dimuat dalam 10 serial. Mulai hari ini.
Selamat mengikuti!
PATIH JAGA PATI : NEPOTISME. Mendengarnya, pasti telah. Namun, mafhum, tentu belum.
Kata "nepotisme" berasal dari bahasa Latin "nepos", yang berarti:"keponakan" atau "keturunan".
Pada awalnya, kata yang di negeri kita seperti kacang itu digunakan dalam konteks Gereja Katolik Roma pada Abad Pertengahan. Untuk merujuk kepada praktik memberikan posisi atau keuntungan kepada keponakan atau anggota keluarga dekat dari seorang pejabat gereja, terutama dalam hal penunjukan keposisinya.
Praktik nepotisme, sering kali dilakukan oleh para pemimpin gereja pada pada dahulu digunakan untuk memajukan anggota keluarga mereka sendiri masuk ke dalam hierarki gereja.
Baca Dinasti Politik Ala Jokowi
Seiring berjalannya waktu. Maka kata "nepotisme" telah diadopsi ke dalam bahasa Inggris dan digunakan secara lebih umum. Terutama untuk merujuk pada praktik memberikan keuntungan atau peluang kepada anggota keluarga atau kerabat dekat dalam berbagai bidang, termasuk politik, bisnis, dan sektor publik.
Praktik nepotisme sering kali dilihat sebagai bentuk ketidakadilan atau penyalahgunaan kekuasaan. Hal itu karena keputusan yang diambil tidak selalu didasarkan pada merit atau kemampuan individu, tetapi lebih pada hubungan keluarga atau personal.
Nepotisme adalah praktik memberikan keuntungan atau peluang kepada anggota keluarga dalam hal pekerjaan atau posisi politik. Meskipun ada klaim bahwa keluarga Kennedy terlibat dalam nepotisme, penting untuk diingat bahwa praktik ini dapat terjadi di berbagai keluarga dan lingkungan politik.
Baca Memahami Politik Kekuasaan Machiavelli
Meskipun beberapa anggota keluarga Kennedy mungkin mendapat peluang berkat nama keluarga mereka, tidak semua anggota keluarga tersebut terlibat dalam praktik nepotisme, dan banyak di antaranya mencapai prestasi berdasarkan kemampuan dan kerja keras mereka sendiri.
Jadi, sudut pandang tentang keluarga Kennedy dan aspek "3-B" serta nepotisme dapat bervariasi tergantung pada perspektif orang memandangnya. Beberapa orang mungkin melihat mereka sebagai keluarga yang sukses secara individu.
Baca Gelegar Sumpah Patih Wilyo
Sementara yang lainlebih fokus pada isu-isu nepotisme yang bisa jadi ada dalam sejarah keluarga legendaris bukan hanya Amerika, juga dunia dan Indonesia.
- Bibit (Birth): Keluarga Kennedy memiliki anggota yang lahir dari latar belakang sosial dan ekonomi yang cukup tinggi. Mereka berasal dari kelas menengah atas dan memiliki akses ke pendidikan yang baik. Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua anggota keluarga Kennedy dilahirkan dengan kekayaan atau koneksi politik.
- Bebet (Background): Latar belakang keluarga Kennedy sangat beragam. Mereka memiliki sejarah imigrasi yang bervariasi dari berbagai negara Eropa, terutama Irlandia. Latar belakang ini mencerminkan keragaman budaya yang menjadi bagian dari masyarakat Amerika Serikat.
- Bobot (Achievements): Keluarga Kennedy memiliki sejumlah anggota yang mencapai prestasi luar biasa dalam berbagai bidang, terutama dalam politik. John F. Kennedy, salah satu anggota keluarga ini, menjadi Presiden Amerika Serikat ke-35, sementara Robert F. Kennedy dan Ted Kennedy memiliki karier politik yang sukses. Selain politik, beberapa anggota keluarga Kennedy juga mencapai prestasi dalam bidang lain, seperti seni dan tulisan.
Sungguh, dinasti ini bukan hanya mashyur di bidang politik dan menjadi legenda, melainkan juga terkenal karena kekayaan serta kepintarannya.
sumber: ttps://www.bing.com/images |
Setiap dinasti politik memiliki konteks sejarah dan dinamika sendiri. Kita dapat menghindari generalisasi yang tidak akurat dan dapat mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang kompleksitas politik dinasti.
- First Lady Jacqueline Bouvier Kennedy Onassis:
Jacqueline Kennedy adalah istri JFK dan memegang peran penting sebagai ibu negara. Dia adalah seorang wanita yang anggun dan bijaksana, dan meninggalkan warisan budaya dengan restorasi Gedung Putih serta memperkenalkan seni dan budaya kepada masyarakat Amerika. - Eunice Kennedy:
Eunice Kennedy adalah pendiri Olimpiade Khusus, sebuah organisasi yang mendukung atlet-atlet dengan kebutuhan khusus. Dedikasinya terhadap kemanusiaan telah memberikan peluang kepada ribuan individu yang berkebutuhan khusus untuk berpartisipasi dalam olahraga. - Robert Sargent Shriver:
Robert Sargent Shriver, yang menikahi saudari JFK, Eunice Kennedy, adalah direktur utama Peace Corps, sebuah program sukarelawan internasional yang telah membantu banyak negara di seluruh dunia. - Maria Shriver:
Maria Shriver adalah seorang jurnalis TV terkenal dan mantan istri Arnold Schwarzenegger. Ia telah memainkan peran penting dalam dunia media dan kemanusiaan. - Aktor Hollywood Peter Lawford:
Peter Lawford adalah anggota keluarga Kennedy yang terkenal di dunia hiburan sebagai seorang aktor. Keterlibatannya dalam industri hiburan membantu memperkenalkan keluarga Kennedy kepada publik yang lebih luas. - Kathleen H. Kennedy:
Kathleen H. Kennedy adalah Letnan Gubernur Maryland, yang menunjukkan bahwa pengaruh politik keluarga ini merambah ke berbagai tingkat pemerintahan.