Mugeni: Tiap Hari Menulis , Lama-lama Jadi Buku
Ada banyak genre buku. Lazimnya, orang mengacu kepada klasifikasi yang dibuat oleh Universal Decimal Classification (UDC).
Meski demikian, setiap lembaga bisa membuat klasifikasi sendiri. Kita mengenal klasi- fikasi buku menurut Ikatan Penerbit Indo- nesia (IKAPI), selain menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Sepanjang sejarahnya, buku sebagai media cetak, sangat mempengaruhi peradaban umat manusia.
Burke Hedges dalam Read & Grow Rich (2000: 69) menegaskan, “Meski banyak orang belum membacanya, beberapa buku demikian berdaya-guna, mempenga- ruhi tingkah laku, dan mengubah peradaban”. Ia lalu membeberkan terdapat 10 tulisan/ buku yang mempengaruhi peradaban dan
mengubah dunia. Contoh adalah kitab suci agama-agama di dunia. Lalu Romeo and Juliet Shakespeare, selain Mein Kampf (1927) dan beberapa buku lainnya. Betapa buku tersebut mempengaruhi tingkah laku dan mewarnai peradaban umat manusia!
Buku sebagai salah satu sumber belajar, tidak diragukan lagi. Tanpa buku bermutu, sulit dibayangkan proses belajar berlangsung seperti yang diharapkan. Karena itu, perlu distrategikan penulisan dan pengadaan buku bermutu, terutama buku yang digunakan di satuan-satuan pendidikan.
Mengingat penting dan stratejiknya peran buku dalam proses belajar maka proses kreatif penulisan dan penerbitannya perlu memperhatikan kaidah-kaidah kepantasan dan kepatutan, selain peraturan perundang- undangan dan etika akademik penulisan. Hal ini ditegaskan Permendikbud Nomor 8 Tahun 2016 Bab II Pasal 2 butir “Penulisan Buku” sebagai berikut.
- Penulisan buku meliputi penulisan naskah, penerjemahan, penyaduran, peng- ilustrasian, penyuntingan, dan/atau peran-cangan yang menghasilkan produk akhir berupa karangan asli, terjemahan, saduran, dan ciptaan lain berupa gambar, sketsa, tabel, grafik, dan/atau peta.
- Penulisan buku sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksana- kan sesuai peraturan perundang-undangan dan etika akademik penulisan.
Menyadari pentingnya fungsi dan kedudukan buku, Pemerintah –dalam hal ini Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI —menerbitkan buku manual bagaimana menulis dan menerbitkan buku nonteks pelajaran. Tujuannya untuk menginspirasi para pemangku kepentingan (penulis, penerbit, toko buku, agen, sekolah, guru, pejabat Dinas Pendidikan) agar dapat ambil bagian secara nyata dan aktif di dalam pengadaan buku pengayaan pendidikan yang selain sehat, juga bernas dan cerdas serta senantiasa mengedepankan nilai- nilai kebangsaan dan cita-cita luhur Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Selain dapat digunakan di satuan pendidikan sebagai buku pengayaan kepribadian, buku karya Mugeni ini wajib mengisi rak-rak buku di mana pun. Termasuk rak hati dan jiwa kita.
Semula merupakan “catatan pagi” penulis di beranda Fb-nya. Spontanitas atas apa yang diinderai, sekaligus dipikirkannya. Bernas, sekaligus terasa sejuk, bagai tetes embun pagi hari.
Dalam spirit Permendikbud No. 8 Tahun 2016, buku seperti ini merupakan buku pengayaan kepribadian. Yang isinya tak lekang oleh arus zaman, diper- lukan siapa saja sebagai bahan bacaan yang memperkaya kepribadian.
Tidak semua orang dapat menulis catatan ringan, mengangkat hal sederhana dan kecil dalam cara yang besar. Mugeni, S.H., M.H., seorang dari penulis langka itu.
Di sela-sela kesibukannya sebagai birokrat di Pemprov Kalimantan Tengah, waktu masih aktif, Mugeni masih meluangkan waktu untuk menulis.
Dan barangkali itu yang membuatnya sehat, senantiasa ceria, dan awet muda. Sebab, satu dari empat manfaat menulis menurut penelitian Prof. James Pennebaker ialah: sehat jiwa raga.
“Good morning. Selamat pagi” adalah tegur sapanya yang khas. Tanpa menoleh, kita mafhum suara siapa.
Dan kita menimba kekayaan dari penulis yang telah menuangkan apa yang diinderai- nya menjadi sebuah bacaan yang cerdas, seka- ligus bernas. Sebuah catatan, sekaligus refleksi, membuka hari baru. (Rangkaya Bada)