Sawit Mendominasi 37% Minyak Nabati Dunia
PATIH JAGA PATI : Dunia yang terus berkembang dengan pertambahan penduduknya memiliki tuntutan yang semakin meningkat terhadap sumber daya makanan.
Perjalanan evolusi produksi minyak nabati dunia selama empat dekade terakhir mencerminkan kompleksitas tantangan dalam memenuhi kebutuhan makanan manusia di tengah pertumbuhan populasi yang pesat.
Baca Sawit Sebagai Alat Politik-Ekonomi
Pada awal tahun 1960, ketika jumlah penduduk dunia hanya sedikit di atas 3 miliar orang, kebutuhan minyak nabati dunia tercatat sekitar 16 juta ton.
Angka tersebut mungkin terlihat kecil jika dibandingkan dengan tahun 2019, ketika populasi global mencapai 7.7 miliar, dan kebutuhan minyak nabati telah melonjak secara dramatis menjadi mencapai 201 juta ton. Ini adalah perubahan yang luar biasa dalam permintaan minyak nabati dalam jangka waktu yang relatif singkat.
Minyak sawit, salah satu jenis minyak nabati relatif baru dalam dunia pertanian, akhirnya berhasil mendominasi pasar minyak nabati. Ketika kita melihat ke belakang pada tahun 1960, minyak kedelai dan minyak kacang tanah adalah dua varietas utama yang mendominasi produksi minyak nabati.
Baca Kuritzin, Chairman Rusia Chambers Of Commerce Dan Buku Sawit Untuk Negeri
Sementara itu, minyak sawit masih berada dalam tahap awal dengan produksi yang hanya setara dengan minyak zaitun dan hanya sedikit lebih tinggi dari minyak kelapa.
Minyak Sawit mendominasi
Namun, perubahan drastis terjadi seiring berjalannya waktu.
Menurut data dari Oil World, minyak sawit sekarang menguasai 37% dari total kebutuhan minyak nabati dunia, setara dengan sekitar 76 juta ton per tahun.
Sebagai perbandingan, minyak kedelai, yang dulunya dominan, hanya menyumbang 28% dari produksi minyak nabati dunia. Sisanya dipenuhi oleh tujuh jenis minyak nabati lainnya yang beragam.
Baca Luasan Lahan Sawit Di Ketapang Dan Manfaatnya
Ketika kita mengamati perbandingan produksi minyak nabati dunia antara tahun 1960 dan tahun 2019, perubahan yang signifikan terungkap dengan jelas.
Pada tahun 1960, minyak sawit hanya berkontribusi sebesar 7% atau sekitar 1.200 juta ton per tahun dari total produksi minyak nabati utama dunia yang mencapai 16 juta ton.
Di sisi lain, minyak kedelai, dengan andil sebesar 20%, atau sekitar 3.300 juta ton per tahun, berhasil mengungguli minyak sawit dan menjadi salah satu pemain utama dalam industri minyak nabati.
Pie chart yang menyajikan perbandingan produksi sembilan minyak nabati utama dunia antara tahun 1960 dan 2019 memperlihatkan transformasi signifikan dalam komposisi pasar minyak nabati selama periode tersebut.
Produksi minyak nabati, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pertumbuhan populasi, perubahan pola makan, inovasi dalam pertanian, dan pasar global yang berubah-ubah.
Selain minyak nabati, kita juga tidak boleh melupakan produksi minyak hewani, yang memiliki peran penting dalam industri makanan.
Minyak hewani, meskipun menyumbang sekitar 11.7% dari total kebutuhan minyak dan lemak dunia, tidak bisa menyaingi dominasi minyak nabati, yang mendominasi dengan pangsa pasar yang mencapai 88.3%.
Minyak nabati dunia 1960 - 2019
Ini adalah gambaran singkat tentang perkembangan produksi minyak nabati dunia yang mencerminkan kompleksitas perubahan dalam konsumsi makanan global seiring dengan pertumbuhan penduduk dunia.
Perbandingan produk 9 minyak nabati utama. |
Terus berlanjutnya perubahan ini menuntut upaya yang lebih besar untuk menjaga ketersediaan dan keberlanjutan pasokan minyak nabati di masa depan.
Baca Penduduk Asli Kalimantan: Makmurlah Dengan Sawit!
Dalam perjalanan panjang industri minyak nabati dunia, sembilan jenis minyak nabati utama telah berperan penting dalam memenuhi kebutuhan makanan dan industri.
Perubahan signifikan dalam produksi dan konsumsi minyak-minyak ini dari tahun 1960 hingga 2019 mencerminkan perkembangan dinamis dalam industri makanan global.
- Minyak Kedelai: Minyak kedelai adalah salah satu minyak nabati utama yang mendominasi pasar pada tahun 1960. Pada saat itu, minyak kedelai menyumbang sekitar 20% dari total produksi minyak nabati dunia.
- Minyak Kacang Tanah: Minyak kacang tanah juga merupakan pemain utama pada tahun 1960, dengan andil produksi sekitar 15% dari total produksi minyak nabati dunia.
- Minyak Sawit: Meskipun pada awalnya memiliki pangsa pasar yang kecil pada tahun 1960, minyak sawit telah menjadi yang terkemuka pada tahun 2019, menguasai sekitar 37% dari pasar minyak nabati global.
- Minyak Biji Kacang: Minyak biji kacang, dengan andil sekitar 15%, juga merupakan kontributor utama pada tahun 1960.
- Minyak Biji Kapas: Minyak biji kapas, dengan persentase sekitar 14%, memiliki peran yang signifikan dalam industri minyak nabati pada masa itu.
- Minyak Kelapa: Minyak kelapa, dengan andil sekitar 11%, merupakan salah satu jenis minyak nabati utama yang digunakan dalam berbagai aplikasi.
- Minyak Bunga Matahari: Minyak bunga matahari juga merupakan kontributor besar dengan sekitar 10% dari produksi minyak nabati dunia pada tahun 1960.
- Minyak Zaitun: Minyak zaitun, meskipun jumlahnya lebih kecil, masih memiliki tempat penting dengan persentase sekitar 8% pada tahun 1960.
- Minyak Lobak: Minyak lobak, dengan andil sekitar 1% pada tahun 1960, adalah salah satu jenis minyak nabati yang kurang dominan.
Namun, perubahan dramatis terjadi dalam komposisi pasar minyak nabati ini selama empat dekade berikutnya.
Pada tahun 2019, minyak sawit muncul sebagai yang terkemuka, menggeser minyak kedelai dari posisinya.
Kini, minyak sawit menyumbang 37% dari total produksi minyak nabati dunia, diikuti oleh minyak kedelai dengan 28%.
Perubahan ini mencerminkan adaptasi industri minyak nabati terhadap tuntutan konsumen yang terus berubah dan kebutuhan dunia yang semakin meningkat.
Baca Cornelis: Penduduk Kalimantan, Kayalah Dengan Sawit Di Tanah Sendiri
Apa yang dinarasikan mencerminkan perjalanan yang menarik dalam dunia produksi minyak nabati. Ada banyak faktor-faktor yang mempengaruhinya, seperti pertumbuhan populasi, perubahan pola makan, inovasi dalam pertanian, dan pasar global yang berubah-ubah.
Kehadiran sembilan jenis minyak nabati utama ini adalah gambaran dari keragaman sumber daya alam yang dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan industri selama beberapa dekade terakhir.
Penulis: Rangkaya Bada
Riset: Masri Sareb Putra, M.A.