Warung Kopi Ria : Kenikmatan Kopi Susu di Tanjung Selor
PATIH JAGA PATI : Kuliner, termasuk warung kopi. Asalkan sudah terkenal dan branding. Di mana pun berada senantiasa dicari orang.
Di sebuah sudut kecil di Tanjung Selor, terdapat sebuah warung kopi yang lebih dari sekadar tempat menyajikan minuman kopi.
Warung Kopi Ria
Aliong, sang pemilik, menetapkan identitas warkopnya dengan bangga, menyebutnya sebagai "Warung Kopi Ria" – suatu nama yang telah menghiasi dindingnya selama empat dekade.
Aliong menolak embel-embel "cafe" atau udara ber-AC, karena baginya, esensi sebuah warkop lebih dari sekadar gaya dan kemewahan.
Sebagai seorang pria Tionghoa yang berenergi tinggi dan penuh ramah, Aliong tidak hanya menyajikan kopi, tetapi juga sebuah pengalaman. Ia tidak hanya menjadi pemilik, tetapi juga pelayan yang akrab bagi para tamu.
Meski memiliki dua asisten, Aliong senantiasa terlibat langsung. Sering kali berperan sebagai bartender. Alih-alih menampakkan peran sebagai "juragan" atau "kasir" biasa.
Bukan sekadar kopi
Dalam suasana Warung Kopi Ria, bakpao isi telur asin dan bakpia kacang merah menjadi daya tarik utama yang cepat habis diburu oleh pelanggan setia. Aliong sendiri sering mengunjungi meja para tamunya, tidak hanya untuk melayani, tetapi juga untuk menyapa dan berbincang. Warung buka pagi hingga siang hari, menawarkan kisah kopi yang penuh kehangatan.
Sebuah papan nama legendaris bertuliskan "Warung Kopi Ria" menghiasi dinding warung ini sejak tahun 1979.
Cerita bisnis ini bermula dari kakek Aliong, Ng Takeng, yang pada tahun 1901 pertama kali menginjakkan kaki di Tanjung Selor. Ng Takeng, seorang pembantu Sultan di Kerajaan Bulungan, memutuskan untuk membuka sebuah kedai kopi kecil di pinggir Sungai Kayan. Bisnis ini tumbuh pesat, membuktikan bahwa minuman kopi bisa menjadi simbol kebersamaan di antara beragam komunitas.
Aliong bukan hanya sekadar mewarisi bisnis kopi dari kakeknya, Ng Takeng. Lebih dari itu, tetapi juga bersemangat untuk mengembangkan warisan keluarga ke dimensi baru. Ketika pandemi melanda pada Februari 2020, Aliong tidak menyerah pada tantangan tersebut. Sebaliknya, ia melihat kesempatan untuk memberikan sentuhan segar pada Warung Kopi Ria. Memutuskan untuk menutup warung aslinya adalah keputusan berani yang diambil Aliong. Pada September 2021, setelah melalui perencanaan dan transformasi, Warung Kopi Ria membuka kembali pintunya di lokasi baru.
Inspirasi desainnya bukan hanya bersumber dari akar budaya lokal, tetapi juga terinspirasi oleh pengalaman di warkop serupa di Sarawak, Malaysia. Aliong menciptakan ruang yang lebih terbuka, hangat, dan modern, menggabungkan sentuhan kontemporer dengan keaslian konsep tradisional.
Warung Kopi Ria milik Tanjung Selor
Warung Kopi Ria tidak hanya tentang kopi yang lezat. Aliong, dengan cinta mendalam pada kopi dan warisan keluarganya, membawa pengalaman yang lebih luas kepada para pelanggannya. Ia menjadi narator kisah-kisah lokal, merangkai cerita tentang Tanjung Selor, warisan keluarganya, dan masyarakat sekitarnya.Setiap cangkir kopi bukan hanya menyajikan kenikmatan rasa, tetapi juga memperkenalkan warisan dan budaya yang membuat pengunjung merasa terhubung dengan lebih dalam. Selain sebagai pengrajin kopi yang berbakat, Aliong juga berperan sebagai pemandu wisata informal. Ia senang berbagi saran dan rekomendasi tempat wisata kepada para tamunya.
Dengan penuh semangat, ia menjadikan Warung Kopi Ria bukan hanya destinasi untuk menikmati kopi, tetapi juga sebagai tempat di mana cerita-cerita hidup dan petualangan bersemi.
Setiap kunjungan ke warungnya adalah lebih dari sekadar pengalaman kopi; tetapi juga pelayanan sepenuh hati dari seorang pemilik yang mencintai karyanya dan masyarakat di sekitarnya.
Jangan pernah merasa sudah mengunjungi Tanjung Selor tanpa merasakan kehangatan dan kenikmatan kopi di Warung Kopi Ria milik Aliong ini.
- Rangkaya Bada