Mandi di Sungai di Pedalaman Kalimantan, Kini Pemandangan yang Langka

sungai, Kalimantan, tercemar, merkuri, penambangan, perkebunan, sawit, mandi, air, jernih

Mandi di sungai-sungai di Kalimantan, hari ini, adalah pemandangan yang langka. Kredit gambar: Lingling Cinday.

Mandi di sungai-sungai di Kalimantan kini menjadi pemandangan yang langka. Selain di rumah tersedia kamar mandi, juga kini sungai-sungai di Kalimantan banyak yang tercemar.

Dahulu kala, Kalimantan dipenuhi dengan sungai-sungai yang mengalir jernih di antara hutan belantara. Airnya begitu bening. Sedemikian rupa, sehingga memantulkan langit biru di permukaannya. Namun, masa lalu yang indah itu kini hampir menjadi legenda. 

Penambangan dan perkebunan sawit merusak sungai

Penambangan pasir dan emas serta kebun sawit yang menjamur telah mengubah wajah sungai-sungai ini.

Di hulu sungai-sungai Kalimantan, para penambang berusaha menggali kekayaan alam, tak perduli dengan dampaknya bagi lingkungan. 

Setelah tambang dikeruk habis, lumpur dan merkuri meresap ke dalam sungai, mencemarinya hingga membuat air keruh dan tidak lagi bisa digunakan oleh masyarakat setempat. 

Pohon-pohon besar yang dulu menjaga kelestarian aliran air pun kini semakin berkurang, digantikan oleh pemandangan yang gersang dan terluka.

Pada tahun-tahun awal hingga 1990-an, Kalimantan masih terisolasi dari pengaruh luar yang merusak. 

Sungai-sungai masih membawa kehidupan yang melimpah, airnya mengalir bersih memberi kehidupan bagi masyarakat dan ekosistem sekitar. Namun, seiring dengan deforestasi yang meningkat dan eksploitasi sumber daya alam yang tanpa henti, sungai-sungai Kalimantan terancam punah bersama dengan kehidupan yang pernah ada di sepanjang tepiannya.

Kembalikan jernih air sungai Kalimantan!

Kini, melihat sungai jernih di Kalimantan hampir seperti mencari jarum di tumpukan jerami. Wilayah Kalimantan Barat, yang dulunya terkenal dengan keindahan alamnya, sekarang menyaksikan sungai-sungai yang tercemar dan tidak layak lagi untuk dihuni oleh ikan dan makhluk hidup lainnya. Suara gemericik air yang dulu begitu menenangkan, kini tergantikan oleh suara mesin yang menggali dan mengangkut sumber daya alam secara besar-besaran.

Perubahan ini tidak hanya mempengaruhi ekosistem sungai, tetapi juga mengancam kehidupan dan mata pencaharian masyarakat lokal yang bergantung pada sungai-sungai ini. Sungai-sungai Kalimantan, yang dulu menjadi sumber kehidupan, kini menjadi saksi bisu dari kerusakan yang disebabkan oleh manusia. Mereka menunggu, mungkin, untuk mendapat kembali kejernihan dan kehidupan yang pernah mereka miliki.

Memulihkan kejernihan air sungai Kalimantan bukanlah tugas yang mudah. Ini melibatkan upaya kolaboratif dari pemerintah, masyarakat, dan organisasi lingkungan untuk menghentikan praktik deforestasi yang merusak, membatasi penambangan yang tidak terkendali, dan memperketat regulasi terhadap limbah industri. 

Langkah untuk melindungi air

Tidak ada "emas keidupan". Yang ada adalah "air kehiduan". 

Maka diperlukan langkah-langkah konkret untuk melindungi kehidupan air dan ekosistem sungai. Memastikan bahwa generasi mendatang dapat menikmati keindahan alam yang sekarang semakin terancam.

Melalui kesadaran akan pentingnya menjaga keberlanjutan lingkungan dan mendukung upaya pelestarian, kita dapat berharap untuk melihat perubahan positif dalam keadaan sungai-sungai Kalimantan. 

Memulihkan keaslian alam dan keindahan alam yang menjadi bagian dari budaya dan sejarah masyarakat setempat adalah tanggung jawab bersama kita semua.

-- Ben Teng Gading

LihatTutupKomentar
Cancel