Sr. Vincentia, OSA: Biarawati yang Menjadi PNS
Vincentia, suster, biarawati, Katolik, PNS, SMP Usaba, Ketapang
Sr. Vincentia, OSA: Biarawati yang Menjadi PNS |
PATIH JAGA PATI : Di sela-sela istirahat minum teh dalam acara Pelatihan Meditasi Kesehatan tanggal 12 Januari 2024 yang lalu, saya sempat mengobrol dengan Sr. Vincentia, OSA. Beliau cerita cukup panjang lebar tentang perjalanan hidupnya. Rupanya, tadi pagi pukul 04.45 beliau telah berpulang ke Pangkuan Ilahi. Berikut ini biografi singkat beliau yang sempat saya catat.
Sr. Vincentia, OSA, dengan nama kecil Theresia Meli lahir pada 4 Agustus 1944 di Serengkah, Kabupaten Ketapang. Ia adalah seorang suster Ordo St. Augustinus (OSA) yang mengejawantahkan panggilan hidupnya dengan dedikasi dan ketulusan.
Melalui perjalanan hidupnya, ia mengukir sejarah sebagai pribadi yang berdedikasi dalam pelayanan dan pembinaan rohani.
Keluarga dan Awal Pendidikan
Putri dari pasangan Yosef Timpau dan Magdalena Unah ini dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang penuh kasih.
Sr. Vincentia adalah anak tertua dari enam saudara. Adik-adiknya adalah Lusia, Fransiskus Juheng, Agnes Simi, Aloysius Josa, Najib, dan Minton. Awal pendidikan formalnya dimulai di SD Serengkah pada tahun 1951, meski hanya sampai kelas 4.
Panggilan Menuju Biara
Pergeseran hidup Sr. Vincentia terjadi ketika kelas 5 dan 6, di mana ia pindah ke Tumbang Titi. Di asrama yang dikelola oleh Suster OSA, khususnya di bawah bimbingan Sr. Euphrasia, OSA, keinginannya untuk masuk biara semakin berkembang. Panggilan tersebut semakin mantap ketika ia melihat kehidupan para suster di Biara, terutama oleh pengaruh positif dari Sr. Euphrasia.
Pada tahun 1957, Sr. Vincentia melanjutkan pendidikannya di SKKP Ketapang, yang dikelola oleh Suster OSA. Bersama dengan Sr. Monica, mereka menjadi angkatan pertama di SKKP, yang dipimpin oleh Sr. Clementina, OSA.
Perjalanan pendidikan Sr. Vincentia tidak hanya di dunia sekuler tetapi juga di dunia keagamaan. Pada tahun 1960, ketika kelas 2 SKKP, ia memutuskan untuk berhenti sekolah dan resmi memasuki kehidupan biara.
Pengaruh dan bimbingan Sr. Euphrasia terus mengiringi Sr. Vincentia selama perjalanan kehidupannya menjadi seorang biarawati.
Penerimaan jubah pada tahun 1960, kaul sementara pada tahun 1964, dan kaul kekal pada tahun 1968 menjadi tonggak penting dalam pengabdian hidupnya.
Pendidikan dan Pelayanan Berkelanjutan
Sr. Vincentia melanjutkan pendidikan di SMP Usaba Ketapang pada tahun 1964, di bawah kepemimpinan Br. Salvinus, FIC. Setelah itu, ia melanjutkan studi di SKKA di Malang, tinggal di Biara Susteran Ursulin. Tahun 1970, ia tamat dari SKKA dan langsung melanjutkan ke PGSLTP di Malang.
Setelah menyelesaikan pendidikan formalnya, Sr. Vincentia kembali ke Ketapang dan mendapat tanggung jawab sebagai Pimpinan Asrama Bintang Kejora yang dikelola oleh Suster OSA. Tahun 1978, SMP Kartini menggantikan SKKP, dan Sr. Vincentia tetap aktif sebagai pimpinan asrama dan guru hingga tahun 1982.
Pengabdian di Tumbang Titi dan Tanjung
Dari tahun 1982 hingga 1990, Sr. Vincentia pindah tugas ke Tumbang Titi, mengajar di SMP Farming. Di sana, ia membawa cahaya pendidikan dan keagamaan kepada para siswa. Tahun 1990, tugasnya berlanjut di SMP PL Tanjung, dengan dedikasinya dalam mengajar Agama dan PKK.
Peran di Novisiat dan Pensiun
Setelah beberapa tahun mengajar, Sr. Vincentia mengikuti kursus Kepemimpinan Religius di Roncalli, Salatiga, pada tahun 1991-1992.
Kemudian, ia menjadi pemimpin Novisiat dan mengajar di SMP Usaba 2 hingga tahun 1994. Meskipun pensiun sebagai PNS pada tahun 2004, Sr. Vincentia terus aktif di Novisiat hingga tahun 2014, membina suster-suster junior.
Perjalanan hidup Sr. Vincentia terus berlanjut, membawa dedikasinya ke berbagai tempat. Dari Malang hingga Pontianak, Sr. Vincentia terus memimpin dan melayani komunitasnya.
Pada tahun 2018, ia membuka biara baru di Balai Berkuak, memberikan tempat yang nyaman bagi pelayanannya.
Tahun 2019, Sr. Vincentia kembali ke Ketapang, mengajar para Postulan hingga tahun 2020.
Kemudian, pada tahun yang sama, ia masuk Wisma Lansia. Meskipun fisiknya telah menua, namun semangat pelayanannya tetap berkobar.
Menghayati Panggilan Hidup
Dalam kebahagiaannya sebagai seorang suster, Sr. Vincentia merasakan sukacita yang mendalam dalam menghayati panggilan hidupnya.
Ia bersyukur atas segala karunia yang Tuhan berikan kepadanya selama perjalanan hidup yang panjang dan penuh berkat.
Dedikasi dan pelayanannya yang tak kenal lelah telah menjadi inspirasi bagi banyak orang, menciptakan jejak yang berarti dalam sejarah hidupnya sebagai seorang biarawati OSA yang berdedikasi.Selamat jalan Sr. Vincent. Pengabdian, ketulusan dan jasa-jasamu tetap kami kenang. Beristirahat dalam damai di rumah Bapa .(Amon Stefanus) **