Adri Patton: Sudah Profesor, Rektor Pula | Ensiklopedia Profesor Dayak 15
sumber gambar https://www.ubt.ac.id/profil/prof-dr-adri-patton-m-si/#lg=1&slide=0 |
PATIH JAGA PATI : Prof. Dr. Adri Patton, M. Si. lahir di Tanjung Selor pada 15 Agustus 1963. Putra Dayak Kenyah ini merupakan sosok yang tidak hanya mencitrakan dirinya sebagai seorang akademisi, tetapi juga sebagai pemimpin yang berdedikasi pada pendidikan tinggi, riset, dan pengembangan daerah perbatasan.
Baca narasi sebelumnya Marjani Sangen Menekankan Pentingnya Onderwijs | Ensiklopedia Profesor Dayak 14
Kiprah Adri dalam dunia pendidikan dimulai sejak awal kariernya setelah menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah di Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan. Adri melanjutkan pendidikan tingginya di Universitas Mulawarman, Samarinda, meraih gelar S-1 dalam Bidang Administrasi Negara pada tahun 1986.
Akademisi berpengalaman
Sebagai seorang akademisi yang berpengalaman, Adri telah menelurkan berbagai karya tulis dan penelitian yang signifikan sepanjang kariernya. Salah satu karya pentingnya adalah disertasinya yang berjudul "Peran Informal Leader dalam Pelaksanaan Pembangunan di Daerah Perbatasan Kabupaten Malinau" pada tahun 2004. Disertasi ini tidak hanya memiliki nilai akademik yang tinggi, tetapi juga memberikan kontribusi pragmatis dalam pengembangan daerah.
Adri juga telah menerbitkan beberapa buku yang memperkaya literatur ilmiah di bidangnya, seperti "Pemimpin Informal, Budaya Lokal dan Pembangunan Daerah" (2005), "Perilaku dan Pengembangan Organisasi" (2006), "Manajemen Pengembangan Organisasi" (2006), dan "Akuntabilitas Pejabat Publik" (2008). Karya-karya ini mencerminkan komitmen Adri dalam mendalami dan mengembangkan teori serta praktik administrasi publik dan pengembangan organisasi.
Pendidikan lanjutan Adri mencakup studi S-2 di Universitas Brawijaya dengan spesialisasi dalam Administrasi Pembangunan pada tahun 1999, dan gelar S-3 dalam Manajemen Publik pada tahun 2005, yang semakin memantapkan fondasi pengetahuannya dalam bidang yang terkait dengan pengelolaan dan pembangunan daerah.
Karier akademis Adri diawali dengan peran sebagai dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman sejak tahun 1988. Pada tahun 2000, Adri menjabat sebagai Asisten Direktur I Pascasarjana FISIP Universitas Mulawarman sebelum kemudian menjadi Direktur Pascasarjana FISIP Universitas Mulawarman dari tahun 2003 hingga 2009. Selama masa kepemimpinannya, Adri berhasil meningkatkan reputasi dan kualitas pendidikan pascasarjana di universitas tersebut.
Dari tahun 2009 hingga 2012, Adri memegang posisi strategis sebagai Kepala Badan Pengelolaan Kawasan Perbatasan, Pedalaman, dan Daerah Tertinggal (BPKP2DT) Provinsi Kalimantan Timur. Perannya di sini tidak hanya terfokus pada pengelolaan administratif, tetapi juga pada pengembangan daerah-daerah perbatasan yang sering kali diabaikan.
Pada periode berikutnya, dari tahun 2012 hingga 5 September 2015, Adri menjabat sebagai Sekretaris Daerah Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara. Pengalaman ini memberikan wawasan yang lebih dalam tentang administrasi pemerintahan daerah dan tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan sumber daya dan pembangunan lokal.
Dari Sekda ke profesor
Setelah menyelesaikan tugasnya sebagai Sekretaris Daerah, Adri kembali ke akademisi sebagai Guru Besar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman, posisi yang dipegangnya sejak 5 September 2015. Ia juga diberi tanggung jawab sebagai Ketua Assessment Center Universitas Mulawarman mulai tanggal 27 Januari 2016.
Pada tahun 2017, Adri dipercaya untuk memimpin Universitas Borneo Tarakan (UBT) sebagai Rektor. Di bawah kepemimpinannya, UBT bertujuan menjadi pusat penyelenggara pendidikan tinggi berbasis riset yang mendukung pembangunan dan pengembangan potensi kawasan perbatasan serta sumber daya laut tropis yang berkelanjutan. Saat ini, UBT memiliki status akreditasi B dengan nilai 313, yang menunjukkan komitmen Adri dalam meningkatkan standar dan reputasi universitas.
Selain karier akademisnya, Adri juga aktif dalam berbagai organisasi sosial. Ia menjabat sebagai Sekretaris Umum PDKU Kaltara, Dewan Pakar pada Dewan Ketahanan Nasional (WANTANAS), dan Ketua Umum Pebekatawai Indonesia. Kontribusi Adri tidak hanya terbatas pada akademisi, tetapi juga pada upaya meningkatkan kesadaran dan pengelolaan sumber daya manusia serta pembangunan di daerah-daerah perbatasan.
Adri juga menerima berbagai penghargaan atas kontribusinya, termasuk Piagam Penghargaan dalam Rapat Kerja Terbatas WANTANAS atas berbagai strategi peperangan informasi dan kebijakan strategis nasional. Penghargaan ini mencerminkan apresiasi terhadap dedikasi dan kontribusi Adri dalam memperkuat wawasan kebangsaan dan pengembangan daerah-daerah terdepan.
Dengan pengalaman yang luas dan dedikasi yang tak terbantahkan, Adri Patton terus menginspirasi dan memimpin dalam mencapai tujuan-tujuan akademis dan pengembangan masyarakat melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat.
Prof. Dr. Adri Patton diangkat sebagai Rektor Universitas Borneo Tarakan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim pada tanggal 22 Maret 2021. Jabatan rektor ini adalah yang kedua kalinya ia emban untuk masa bhakti 2021–2025.
- Rangkaya Bada