Anyang Profesor Taman di Untan | Ensiklopedia Profesor Dayak 16
Prof. Thambun Anyang. Ist. |
Sejak belia, Anyang telah menunjukkan minat yang mendalam terhadap pengetahuan dan budaya Dayak.
Baca narasi sebelumnya Adri Patton: Sudah Profesor, Rektor Pula | Ensiklopedia Profesor Dayak 15
Pendidikan formalnya dimulai dari tingkat dasar hingga menengah di Kalimantan Barat, yang kemudian menjadi landasan kuat bagi karier akademiknya yang gemilang. Anyang meraih gelar Sarjana Hukum (S.H.) dan gelar Drs. di Indonesia sebelum melanjutkan pendidikan tingginya di luar negeri.
Pakar dan profesor De Taman Daya
Ia menempuh studi lanjut di bidang hukum di Universitas Leiden di Belanda. Di universitas yang cukup bereputasi di Eropa itu, Anyang berhasil meraih gelar Ph.D setelah menyelesaikan disertasinya yang berjudul De Taman Daya Kalimantan yang membahas tentang hukum adat Dayak Taman dalam konteks modernitas.
Setelah menyelesaikan pendidikan doktoralnya, Anyang kembali ke Indonesia dengan misi untuk menyebarkan pengetahuan yang ia dapatkan. Ia bergabung dengan Universitas Tanjungpura di Pontianak sebagai dosen, di mana ia tidak hanya mengajar tetapi juga aktif dalam penelitian dan publikasi ilmiah. Pemahaman mendalamnya tentang hukum adat Dayak membuatnya menjadi salah satu pakar yang dihormati dalam bidang ini.
Karier akademik Anyang terus menanjak, dan ia tidak hanya menjadi profesor tetapi juga menjabat sebagai Pembantu Rektor II di Universitas Tanjungpura. Peran kepemimpinannya di perguruan tinggi tidak hanya mengukuhkan reputasinya sebagai akademisi yang ulung tetapi juga sebagai administrator yang efektif.
Selama bertahun-tahun, Anyang telah menyumbangkan puluhan paper ilmiah dalam berbagai konferensi internasional, yang membantu memperluas pemahaman global tentang hukum adat dan budaya Dayak. Karya-karyanya tidak hanya mendalam dalam analisis teoritis tetapi juga relevan dengan tantangan praktis yang dihadapi masyarakat Dayak dalam menghadapi modernisasi dan globalisasi.
Selain sebagai seorang akademisi dan penulis, Anyang juga dikenal sebagai advokat kepentingan masyarakat adat. Ia aktif dalam upaya pelestarian dan pengembangan hukum adat serta perlindungan hak-hak masyarakat adat di Indonesia. Keberanian dan ketegasannya dalam memperjuangkan keadilan sosial untuk masyarakat adat telah membuatnya dihormati di kalangan kolega seprofesinya maupun di luar lingkungan akademik.
Pengabdian Anyang tidak hanya terbatas pada dunia akademik dan aktivisme, tetapi juga mencakup pengajaran dan pembinaan generasi muda. Sebagai seorang guru besar, ia banyak membimbing mahasiswa dalam penelitian mereka dan memberikan arahan yang berharga dalam pengembangan karier akademik mereka.
Dalam kariernya yang panjang dan produktif, Thambun Anyang Y.C. telah membuktikan dedikasinya yang tidak pernah surut terhadap pengetahuan dan kebudayaan Dayak. Ia telah meninggalkan warisan yang berharga dalam bentuk penelitian ilmiah, publikasi, dan pengajaran yang tidak hanya memperkaya pemahaman kita tentang hukum adat Dayak tetapi juga membangun jembatan antara tradisi lokal dengan dinamika global.
Sebagai seorang intelektual dan pemimpin, Anyang tetap rendah hati dan terus berkontribusi untuk kemajuan pendidikan dan perlindungan kebudayaan di Indonesia. Warisan pemikirannya akan terus menginspirasi dan membimbing generasi mendatang dalam menjaga dan menghormati nilai-nilai kearifan lokal dalam konteks perubahan zaman yang terus berlangsung.
Disertasi yang dikonversi menjadi buku
Buku ini membahas tentang ciri khas dan kehidupan masyarakat suku Taman yang terletak di sepanjang Sungai Sibau, Sungai Mendalam, dan hulu Sungai Kapuas di Kalimantan Barat. Gaya hidup, pandangan dunia, dan dinamika sosial suku ini penting untuk dipelajari, terutama dalam konteks pembangunan dan integrasi kebudayaan nasional.
Populasi dan sampling Penelitian ini mencakup sekitar 5000 orang dari suku Taman yang tinggal di berbagai kampung dan berinteraksi dengan suku-suku lain serta masyarakat Melayu dan Cina melalui perdagangan dan agama. Kehidupan mereka dianalisis untuk memahami bagaimana mereka mempertahankan identitas dalam menghadapi perubahan sosial dan ekonomi.
Dalam Bab I, buku ini memberikan gambaran umum tentang kondisi fisik, demografi, ekonomi, pendidikan, dan kesehatan suku Daya Taman.
Bab II mendalami sejarah masyarakat Taman berdasarkan tradisi lisan dan sumber tertulis, mengeksplorasi struktur sosial mereka dan pengaruh dari pendatang seperti Melayu, Cina, serta kolonialisme Belanda dan Jepang.
Bab III berfokus pada persepsi internal masyarakat Taman mengenai stratifikasi sosial mereka.
Bab IV mengulas tentang struktur kepemimpinan tradisional dan perannya dalam masyarakat.
Bab V mendiskusikan konsep kekerabatan dan peranannya dalam penentuan jodoh. Bab VI lebih lanjut mengeksplorasi aturan dan proses perkawinan, sedangkan
Bab VII mengkaji kontribusi pihak laki-laki dalam perkawinan.
Bab VIII membahas perceraian dan bagaimana masyarakat Taman menghadapinya tanpa memperberat stratifikasi sosial.
Bab IX merangkum temuan penelitian dan menawarkan kesimpulan mengenai pengaruh modernisasi terhadap kebudayaan suku Taman dalam arus besar perubahan sosial dan budaya.
Hasil konversi dari disertasi Thambun Anyang di Belanda, memang menjadi salah satu pustaka terkemuka dalam bidangnya.
Dengan mendalamnya analisis yang disajikan, karya ini telah diakui secara luas dan bahkan meraih penghargaan dari Negara sebagai salah satu buku terbaik nasional. Dalam eksplorasi yang cermat, Thambun Anyang membawa pembaca masuk ke dalam kehidupan masyarakat suku Taman dengan penuh rasa hormat dan kecerdasan analitis.
Buku ini tidak hanya sekadar menggambarkan, tetapi juga memecahkan dan menganalisis permasalahan yang kompleks yang dihadapi oleh suku Taman dalam menghadapi arus modernisasi yang melanda.
Melalui penelitiannya yang mendalam, Thambun Anyang membuka jendela ke dalam dunia suku Taman, mengungkapkan struktur sosial, sistem kekerabatan, dan dinamika perubahan yang terjadi di tengah-tengah mereka.
Dengan pendekatan antropologi hukum yang unik, pembaca dibawa untuk memahami bagaimana kebudayaan dan hukum tradisional suku Taman berinteraksi dengan modernitas yang terus berkembang.
Buku ini bukan hanya sekadar dokumentasi tentang suku Taman, tetapi juga sebuah karya yang merangsang pemikiran dan diskusi tentang perubahan sosial dan keberlanjutan budaya.
Kehadirannya sebagai salah satu pustaka terbaik dalam kelasnya memperkaya perbendaharaan pengetahuan tentang keberagaman budaya di Indonesia. Sekaligus menjadi sumber acuan yang penting bagi para akademisi, pembuat kebijakan, dan masyarakat umum yang ingin memahami lebih dalam tentang masyarakat suku Taman dan tantangan yang mereka hadapi.
-- Rangkaya Bada