Lewi G. Paru Menjaga Paru-paru Borneo

Equator Prize, Lewi, FORMADA, Long Layu, Krayan, Nunukan, Kalimantan Utara

Lewi G. Paru. Dok. penulis.

Lewi G. Paru nama lelaki tegar itu. Pendekar lingkungan  dari Dataran Tinggi Borneo yang lahir di Long Beruen pada tanggal 15 Desember 1945.

Namanya berkibar melintas batas. Telah dikenal sebagai pendekar lingkungan di Pegunungan Borneo yang dikenal sebagai the heart of Borneo (paru-paru Borneo). Meskipun berpostur kecil, dia terkenal karena kepribadiannya yang kuat, terutama dalam memajukan konservasi lingkungan dan perlindungan hak-hak masyarakat adat.

Mendapat Equator Prize

Sebagai pengakuan atas komitmennya yang teguh dan pelayanan yang tulus sebagai pemimpin adat di Krayan selama 35 tahun, Lewi dihormati dengan Penghargaan Equator.

Masyarakat Adat Dataran Tinggi Borneo, yang dikenal sebagai FORMADAT (Forum Masyarakat Adat), berkumpul di Long Bawan (Krayan) pada Oktober 2004, dengan kepemimpinan tradisional dari wilayah tersebut.

Lewi pada ketika menerima Equator Prize.

Lewi tidak hanya menepati janji-janjinya tetapi juga mengejar impian dan berjuang tanpa kenal lelah. Sebagai kepala adat Krayan Selatan, Lewi memimpin cabang Formadat di Indonesia, sementara George Sigar Sultan, kepala adat Ba'Kelalan, memimpin Formadat Malaysia.

Mendirikan Formadat 

Formadat merupakan inisiatif lintas batas yang bertujuan meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang komunitas dataran tinggi, melestarikan tradisi budaya, meningkatkan kapasitas masyarakat lokal, dan mempromosikan pembangunan berkelanjutan di jantung Borneo sambil menjaga keaslian sosial dan lingkungan.

Lewi, yang menerima Penghargaan Equator, adalah perwakilan dari misi Formadat. Inisiatif ini bertujuan besar untuk memajukan pembangunan berkelanjutan melalui ekowisata berbasis masyarakat, pertanian organik, praktik agroforestri, teknologi komunikasi dan informasi, serta pelestarian warisan budaya dan adat istiadat pribumi di pegunungan, semuanya untuk kebaikan generasi saat ini dan masa depan.

Pekerjaan dan dedikasi Lewi sungguh luar biasa. Meskipun berusia mendekati 80 tahun, dia terus bekerja tanpa kenal lelah, didorong oleh visinya untuk melestarikan lingkungan alami yang bebas polusi dan organik, serta memastikan bahwa penduduk Krayan dapat terus menikmati keindahan alamnya yang asri.

Potret masyarakat asli di Krayan

Potret masyarakat asli di Krayan mengingatkan kita untuk tidak menganggap mereka ketinggalan zaman, karena mereka berhasil menggabungkan tradisi dengan modernitas dengan harmonis.

Rumah kepala desa, yang telah mendedikasikan diri selama 25 tahun, terletak di lingkungan indah Long Layu, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. 

Tempat ini dikelilingi oleh pohon buah-buahan hijau, palem kelapa, kebun sayur organik yang makmur, dan peternakan kerbau yang tenang, menjadikannya tempat tinggal yang sungguh indah.

Lewi adalah sosok pribadi yang sederhana. Ia suka berbagi. Dan senang mengajarkan orang lain, khususnya dalam membimbing mereka untuk hidup harmonis dan bersahabat dengan alam.

-- Masri Sareb Putra

LihatTutupKomentar
Cancel