Sosilawaty Menantang Stereotip Perempuan | Ensiklopedia Profesor Dayak 7

Profesor, Dayak, unggul, UPR, Faperta, ekologi, hidrologi, bawi itah

Prof. Dr. Sosilawaty: Menantang stereotip perempuan. Dokpri.

Prof. Dr. Sosilawaty lahir di Palangka Raya pada tanggal 26 Maret 1966. Ia seorang perempuan penganut Kristen Protestan yang telah mengukir prestasi gemilang dalam dunia keilmuan dan akademik.

Baca narasi sebelumnya Eddy Lion, "Olo Itah" Pakar Metodologi Penelitian | Ensiklopedia Profesor Dayak 6

Tak syak menjadikan "bawi itah" ini perempuan anutan dalam hal meraih prestasi di bidang akademik. Utamanya karena ia terbukti berkanjang pada bidang yang menjadi vak, yakni core competence-nya: ekologi dan hidrologi. Dari jenjang jabatan bawah sekali, kemudian meraih puncak jenjang jabatan akademik (JJA), yakni Profesor.

Menantang stereotip perempuan

Sejak awal, Sosilawaty menantang stereotip yang lazim di masyarakat. Katanya demikian ini  stereotip: kalau perempuan itu cantik, maka tidak pintar. Kalau pintar, maka tidak cantik. Kalau pintar dan can cantik, maka tidak tajir.

Nah, Sosilawati menantang stereotip perempuan yang demikian itu! Dia tidak hanya cerdas, tetapi juga cantik dan sukses secara finansial. Pendekatannya yang unik telah mengubah persepsi banyak orang tentang potensi seorang perempuan berbakat.

Minatnya pada kehutanan terpancar sejak usia dini. Sosilawaty mengawali pendidikan formalnya di SD Negeri Palangka Raya VIII, kemudian melanjutkan ke SMP Kristen Palangka Raya, dan meraih kelulusan dari SMA Santo Petrus Kanisius Palangka Raya pada tahun 1984.

Perjalanan akademiknya membawanya meraih gelar Sarjana Kehutanan dari Universitas Palangka Raya pada tahun 1987, diikuti dengan gelar Sarjana Kehutanan dari Institut Pertanian Malang. Semangat belajarnya tidak berhenti di situ; ia meraih gelar Master Pertanian dari Universitas Gadjah Mada dan gelar Doktor dalam Ilmu Lingkungan pada tahun 2012.

Sebagai pendidik, Sosilawaty telah memberikan kontribusi besar di Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya sejak tahun 1993, termasuk menjabat sebagai Dekan Fakultas Pertanian dari 2019 hingga 2023. Dedikasinya tidak hanya terbatas pada lingkup akademis; ia aktif dalam berbagai organisasi sosial dan lingkungan serta advokasi.

Penelitiannya dalam ekosistem hutan tropis, konservasi, dan pengelolaan sumber daya alam telah menghasilkan karya ilmiah yang berharga, seperti penelitian tentang diversitas tanaman obat di Hutan Pendidikan Hampangen dan kontribusinya dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan di Kalimantan Tengah.

Di luar kesuksesan akademisnya, Sosilawaty adalah seorang ibu dan istri yang tangguh, didukung oleh keluarga besar yang tersebar dari Pegunungan Rawi hingga Papua. Keberaniannya dan ketekunannya telah menjadi inspirasi bagi banyak orang, baik lokal maupun internasional.

Guru besar bidang ekologi dan hidrologi hutan

Prof. Dr. Sosilawaty, yang juga merupakan salah satu guru besar di bidang ekologi dan hidrologi hutan, berbagi harapannya untuk memberikan motivasi kepada rekan-rekan dosen di Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya (UPR) agar lebih termotivasi dalam mengejar persyaratan untuk menjadi guru besar. Meskipun telah meraih banyak prestasi, Prof. Sosilawaty berkomitmen untuk tetap aktif sebagai seorang dosen, khususnya dalam mengembangkan keahliannya di bidang ekologi, hidrologi hutan, dan konservasi.

Prof. Sosilawaty juga menyoroti bahwa di Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian UPR, jumlah guru besar saat ini masih terbatas, hanya ada 3 orang. Hal ini menunjukkan pentingnya pengembangan karier akademik di lingkungan tersebut, di mana Prof. Sosilawaty memainkan peran penting sebagai contoh dedikasi dan cinta terhadap bidang kehutanan.

Saat ini, Universitas Palangka Raya telah mememiliki 28 orang dosen sebagai guru besar. Prof. Dr. Sosilawaty adalah salah satu dari bilangan dosen langka yang memmangku posisi Jenjang Jabatan Akademik (JJA) tersebut. Hal itu mencerminkan bahwa hanya 3,8% dari total tenaga pengajar atau dosen di universitas ini yang telah mencapai tingkat akademik tertinggi ini.

Hal ini menunjukkan bahwa pengembangan karir akademik, terutama di bidang kehutanan, masih menjadi tantangan yang perlu dihadapi dan didorong lebih lanjut di lingkungan akademis UPR.

Salah satu buku pentingnya diterbitkan Lembaga Literasi Dayak

Salah satu buku penting Struktur dan Komposisi Tergakan Tinggal di Kelompok Hutan Sungai Kuayan dan Mentaya Kalimantan Tengah. Buku ini diterbitkan CV Penerbit Lembaga Literasi Dayak (2020).

Hal itu membuktikam jika saling kolaborasi, dan kerja sama, Dayak bisa saling medukung satu sama lain. Sekaligus mengangkat derajat dan martabat Dayak di aras nasional, bahkan antar-bangsa.

-- Masri Sareb Putra

LihatTutupKomentar
Cancel