Institut Teknologi Keling Kumang (ITKK) Sekadau Pecahkan Rekor MURI dengan Peluncuran 60 Buku Ber-ISBN

Institut Teknologi Keling Kumang, ITKK, Sekadau, MURI, rekor, 60, buku, ISBN, Pusat Kajian, Dayak Research Center

Sebagian penulis yang bukunya memberi konstribusi bagi pecahnya rekor MURI. Dari kiri ke kanan: Maria Junianta,Riska, Elly Renni Susanti, Valentinus Narung, Stefanus Masiun, Wilson anak Ayub, Munaldus, Albertus, Patricia anak Ganing, Kristianus, Herlina, Matius Mardani, dan Masri Sareb Putra. Kredit foto: Arbain Rambey.

PATIH JAGA PATI: Institut Teknologi Keling Kumang (ITKK) Sekadau membuat sejarah dalam dunia pendidikan Indonesia dengan meraih Rekor Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) untuk peluncuran 60 buku ber-ISBN. 

Ini adalah jumlah terbanyak yang pernah diluncurkan oleh sebuah perguruan tinggi di Indonesia, bahkan di tingkat dunia, yang dikelola oleh masyarakat adat. 

Capaian prestasi ini menandai tonggak penting dalam upaya memperkaya khazanah ilmu pengetahuan dan budaya.

Sambutan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Kalimantan

Acara peresmian yang menandai pencapaian ini berlangsung di gedung rektorat ITKK, terletak di Jalan Merdeka Timur, Kecamatan Sekadau Hilir, Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat. 

Perayaan ini bertepatan dengan usia ke-4 ITKK dan dihadiri oleh berbagai tokoh penting serta penulis dari dalam dan luar negeri. Kepala Layanan Pendidikan Tinggi  (LLDIKTI) Wilayah XI Kalimantan, Muhammad Akbar, hadir untuk memberikan apresiasi terhadap pencapaian luar biasa ini.

Dalam sambutannya, Akbar mengungkapkan kekagumannya atas pencapaian ini. "Selamat atas peluncuran 60 buku ber-ISBN ini. Ini adalah jumlah terbanyak yang pernah diluncurkan oleh perguruan tinggi di Indonesia dan merupakan langkah penting dalam memperkaya khazanah ilmu pengetahuan," ujarnya. 

Akbar juga menekankan bahwa pencapaian ini menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam mutu pendidikan tinggi di Indonesia, serta menjadi contoh inspiratif bagi institusi pendidikan lainnya di tanah air.

 Buku sebagai Sumber Energi dan Inspirasi

Selama acara, para penulis yang hadir merasakan keajaiban dan kekuatan buku. Mereka berbicara tentang bagaimana buku bukan sekadar kumpulan kata-kata, tetapi merupakan sumber energi dan inspirasi yang dapat mengubah hidup seseorang. 

Valentinus Narung, salah seorang yang bukunya turut diluncurkan menegaskan, "Buku memiliki kekuatan luar biasa untuk menggerakkan dan memotivasi kita. Buku tidak hanya menawarkan pengetahuan tetapi juga membuka jendela ke dunia yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya."

Diskusi ini menyoroti betapa pentingnya peran buku dalam proses pembelajaran dan perkembangan pribadi. Buku memberikan wawasan yang mendalam dan dapat membuka jalan bagi perubahan positif dalam hidup seseorang. 

Dengan meluncurkan 60 buku, ITKK tidak hanya menyumbangkan pengetahuan tetapi juga memberikan energi dan motivasi kepada banyak orang untuk terus belajar dan berkembang.

Peluncuran 60 Buku Ber-ISBN

Pencapaian ITKK dalam meluncurkan 60 buku ber-ISBN adalah hasil dari kerja keras dan dedikasi sivitas akademika serta penulis dari berbagai latar belakang. Buku-buku ini mencakup berbagai topik, dari sains dan teknologi hingga budaya dan sejarah, menampilkan kekayaan intelektual dan keanekaragaman pemikiran dari komunitas akademik ITKK.

Salah satu sumbangan penting datang dari Dr. Patricia anak Ganing dari Sarawak, yang menyumbangkan tiga buku, termasuk Pengansah Runding, terjemahan novel-sejarah Keling Kumang dalam bahasa Iban-baku, serta Tibak Penemu

Kontribusi ini menunjukkan bahwa rekor ini bukan hanya pencapaian lokal tetapi juga melibatkan kolaborasi internasional, memperkuat jangkauan dan dampak dari pencapaian ini di tingkat global.

Seminar Hari Studi dan Diskusi

Acara peresmian juga dimeriahkan oleh Seminar Hari Studi yang menghadirkan Dr. Yansen TP, M.Si., seorang tokoh Dayak dan intelektual, sebagai keynote speaker. Dalam sesi yang berlangsung, Yansen TP mengangkat topik mengenai pentingnya karya tulis dan publikasi bagi masyarakat Dayak. Ia menekankan bahwa masyarakat Dayak tidak memerlukan pengakuan eksternal; sebaliknya, mereka harus terus berkarya, menulis, dan mempublikasikan hasil karya mereka.

"Dayak tidak perlu pengakuan, berkarya, menulis, dan publikasikanlah," ujar Yansen TP dengan semangat.

Penulis buku yang terbit di Kelompok Kompas-Gramedia itu menambahkan bahwa melalui karya dan publikasi, dunia otomatis akan mengetahui tentang warisan budaya dan kontribusi masyarakat Dayak, seperti yang tercermin dalam penemuan-penemuan arkeologis seperti Gua Niah dan batu Yupa. 

Diskusi ini mengundang berbagai pendapat dan ide, memicu debat yang konstruktif tentang pembangunan sumber daya manusia dan penguatan identitas budaya.

Pusat kajian: inisiatif dan harapan masa depan

Selain merayakan peluncuran buku, ITKK juga mengumumkan sejumlah inisiatif penting untuk masa depan. Institut ini meluncurkan beberapa pusat kajian baru, termasuk Pusat Kajian Dayak, Pusat Kajian Perkoperasian, serta Pusat Kajian Masyarakat Adat, Hak Asasi Manusia, dan Perubahan Iklim. 

Pusat-pusat kajian ini dirancang untuk mendekatkan institusi dengan masyarakat lokal dan memberikan peluang pendidikan yang lebih mudah diakses bagi lulusan SMA/SMK di Kabupaten Sekadau.

Rektor ITKK, Stefanus Masiun, menyampaikan harapannya agar ITKK Sekadau terus berkembang dan menjadi kebanggaan masyarakat Kabupaten Sekadau serta Kalimantan Barat. "Kami berharap ITKK Sekadau akan terus menjadi sumber inspirasi dan kebanggaan bagi masyarakat di sini. 

Dengan adanya pusat-pusat kajian ini, kami berharap dapat berkontribusi secara signifikan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan budaya lokal," ujarnya.

Bupati Sekadau, Aron, juga memberikan apresiasi tinggi kepada Yayasan Pendidikan Keling Kumang atas perannya dalam meningkatkan pendidikan di wilayah tersebut. 

"Dengan adanya ITKK, orang tua tidak perlu lagi khawatir anak-anak mereka harus jauh dari rumah untuk kuliah. ITKK memberikan peluang pendidikan berkualitas yang inklusif dan mendukung pembangunan manusia di Kabupaten Sekadau," katanya.

Dengan pencapaian ini, ITKK Sekadau membuktikan bahwa institusi pendidikan yang dikelola oleh masyarakat adat dapat mencapai prestasi yang membanggakan dan memberikan kontribusi signifikan terhadap perkembangan pendidikan dan kebudayaan di Indonesia. 

Peluncuran 60 buku ber-ISBN ini bukan hanya sekadar angka, tetapi merupakan simbol dari dedikasi dan komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan dan memperkaya pengetahuan. 

Dengan berbagai inisiatif baru dan dukungan dari berbagai pihak, ITKK Sekadau siap untuk terus memajukan pendidikan dan memperkuat posisi sebagai pusat pengetahuan yang berdaya saing tinggi di tingkat nasional dan internasional. (X-5)

LihatTutupKomentar
Cancel