Doktor Honoris Causa (Dr. H.C.) untuk Cornelis, Assc. Prof. Dr. Muner Daliman : Kehormatan bagi yang Berhak
Cornelis: kehormatan bagi yang berhak. |
PATIH JAGA PATI - JAKARTA: Cornelis, Gubernur Kalimantan Barat 2008 -2018 dan saat ini anggota DPR-RI Dapil I Kalbar Komisi VII, akan menerima anugerah gelar Doktor Honoris Causa (Dr. H.C.) dari Sekolah Tinggi Teologi (STT) Kadesi, Yogyakarta.
Pengumuman tentang penganugerahan ini disampaikan oleh Ketua STT Kadesi, Assoc. Prof. Dr. Muner Daliman, MA, M.Pd.K., M.Th., di Jakarta pada 10 September 2024. Adapun wisudanya sendiri akan berlangsung di aula magna Hotel Griya Persada, Kaliurang, Yogyakarta apda 18 September 2024.
Doktor Honoris Causa: bentuk pengakuan kepada Cornelis
Menurut Dr. Muner Daliman, gelar Doktor Honoris Causa diberikan sebagai bentuk pengakuan terhadap keahlian dan kontribusi luar biasa seseorang dalam bidang tertentu.
"Cornelis telah menunjukkan dedikasi yang sangat tinggi dalam pembangunan sumber daya manusia dan infrastruktur di Kalimantan Barat. Sebagai lembaga pendidikan tinggi yang terakreditasi 'Baik Sekali,' kami merasa perlu memberikan penghargaan ini," ujar Muner.
Dr. Muner Daliman, yang berasal dari Landak dan telah sukses dalam pengelolaan institusi pendidikan di Pulau Jawa, telah lama mengincar Cornelis sebagai kandidat penerima gelar ini.
"Jatuhnya pilihan pada Cornelis sebagai penerima gelar ini sudah kami rencanakan sejak sepuluh tahun lalu," jelas Muner, yang juga seorang ayah dari tiga anak dan tinggal di Kaliurang, Yogyakarta.
Muner menambahkan bahwa proses pemberian gelar ini melibatkan berbagai tahapan administratif, ujian, dan persyaratan akademis yang ketat, serta integrasi pengalaman praktis ke dalam kerangka akademik.
Membentuk Tim Khusus
STT Kadesi telah membentuk Tim Khusus yang terdiri dari empat peneliti—Dr. Abdul Mukti, Masri Sareb Putra, M.A., Dr. Yamin Atok, dan Karol Margret Natasha—untuk memastikan proses penganugerahan gelar berjalan dengan baik. Direktur Program Pascasarjana juga telah diinstruksikan untuk menyiapkan seluruh rangkaian acara penganugerahan melalui Rapat Senat.
Muner Daliman menggarisbawahi bahwa meskipun prosesnya rumit dan memerlukan usaha besar, Cornelis telah mengikuti semua tahapan dengan penuh kesungguhan. "Ini adalah penghargaan yang setimpal dengan dedikasi dan kerja keras yang telah beliau tunjukkan," tegas Muner.
STT Kadesi, yang saat ini memiliki status akreditasi "BAIK SEKALI," terus berkomitmen untuk menjaga dan meningkatkan kualitasnya. Penganugerahan gelar ini mengikuti peraturan dan prosedur yang berlaku untuk memastikan penghargaan diberikan secara transparan dan sesuai standar tinggi.
Sebagai mahasiswa pascasarjana di STT Kadesi dengan Nomor Induk Mahasiswa (NIM) 241303004, Cornelis akan mempresentasikan karya ilmiahnya pada orasi ilmiah yang akan diadakan pada 18 September mendatang di aula Hotel Griya Persada, Kaliurang.
Judul karya ilmiah Cornelis adalah "Capaian Karya Tokoh Bangsa: Pengalaman Memimpin Antar Lembaga untuk Mensejahterakan Masyarakat di Provinsi Kalimantan Barat Periode 2008 – 2024." Dalam karya ilmiahnya, Cornelis melakukan evaluasi diri atas kontribusinya dalam memimpin dan mengelola berbagai lembaga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kalimantan Barat. Fokus utama penelitian ini adalah menilai dan mendokumentasikan pencapaian penting selama periode tersebut.
Berbagi pengalaman di orasi ilmiah
Cornelis akan membahas berbagai aspek, mulai dari kebijakan yang diterapkan hingga dampak konkret dari kepemimpinan terhadap kehidupan masyarakat. Ia berharap karya ilmiahnya dapat memberikan wawasan berharga bagi akademisi, praktisi, dan pembuat kebijakan, serta menjadi referensi penting dalam studi kepemimpinan dan pembangunan daerah di masa depan.
"Orasi ilmiah pak Cornelis yang sedianya akan dibacakan 16 halaman," terang Muner. "Tetapi tidak harus semuanya, cukup nanti intinya saja."
Pada bagian Kesimpulan Teks Orasi itu dikemukakan: Saripati dari karya dan kepemimpinan yang saya lakukan dan hayati adalah bahwa seorang pemimpin-pelayan (servant leader) bukan hanya sekadar “membasuh kaki”, melainkan juga memberi jalan, mo tivasi, dan menunjuk arah untuk berlayar ke tempat yang lebih dalam --duc in altum-- agar pengikutnya dapat meraih tangkapan yang lebih banyak. Ia pemandu yang membimbing domba-domba menuju sum ber air kehidupan, ke padang rumput yang hijau penuh dengan ke- sempatan dan kehidupan. Sedemikian rupa, sehingga seorang pemim- pin sejati memastikan setiap langkah pengikutnya menghasilkan buah melimpah dan menjalani kehidupan berkualitas seturut dengan ke hendak Tuhan, Sang Pencipta dan Sumber Kehidupan.
Cornelis lahir di Sanggau pada 27 Juli 1953. Selain menjadi tokoh penting di Kalbar, ia juga dikenal secara nasional dan internasional. Termasuk peran-aktifnya dalam forum internasional mengenai hutan dan perubahan iklim di California pada 18 November 2008.
-- Rangkaya Bada