ITKK Catat Sejarah Pecahkan Rekor MURI: Peluncuran 60 Buku Ber-ISBN
Display 60 buku yang memecahkan rekor MURI itu oleh Institut Teknologi Keling Kumang. Dok. Adilbertus. |
PATIH JAGA PATI - SEKADAU: "Kami simpan, sebagai bukti-sejarah, di almari yang aman dan mudah dilihat 60 buku ber-ISBN yang memecahkan rekor MURI," kata Adilbertus AS, Wakil Rektor I Institut Teknologi Keling Kumang seraya mengirimkan gambar yang menjadi ilustrasi narasi ini.
Seperti diketahui bahwa Institut Teknologi Keling Kumang (ITKK) memecahkan rekor Museum Rekor dunia-Indonesia (MURI) sebagai perguruan tinggi yang dikelola masyaakat adat (Dayak) yang selama ini diketahui pernah menerbitkan dan meluncurkan 60 buku ber-ISBN dalam satu momentum.
Dalam momen bersejarah, Yusuf Ngadri menyerahkan Rekor MURI kepada Stefanus Masiun, mewakili Institut Teknologi Keling Kumang (ITKK).
Capaian prestasi ini menandai peluncuran 60 buku ber-ISBN yang ditulis oleh sivitas akademika ITKK, menjadikannya rekor terbanyak untuk perguruan tinggi yang dikelola oleh masyarakat adat di Indonesia, bahkan dunia.
Pencapaian ini tidak hanya melibatkan akademisi lokal. Dr. Patricia anak Ganing dari Sarawak juga berkontribusi dengan 3 bukunya, termasuk terjemahan novel sejarah Keling Kumang ke dalam bahasa Iban.
Apresiasi dari LLDIKTI Wilayah XI Kalimantan
Muhammad Akbar, Kepala LLDIKTI Wilayah XI Kalimantan, memberikan pujian tinggi atas prestasi ini dalam peresmian gedung rektorat ITKK di Sekadau. Ia menekankan bahwa pencapaian ini menjadi indikator peningkatan mutu pendidikan tinggi.
Buku-buku yang memecahkan rekor tersebut dipamerkan di gedung rektorat ITKK dari 5 hingga 6 Agustus 2024, setelah MURI melakukan riset mendalam sebelum menetapkan rekor.
“Selamat atas peluncuran 60 buku ber-ISBN ini! Ini adalah langkah besar dalam memperkaya khazanah ilmu pengetahuan,” ujar Akbar pada 5 Agustus 2024.
Akbar juga menggarisbawahi pentingnya pendidikan tinggi dalam menciptakan generasi yang cerdas dan berakhlak mulia, berharap ITKK bisa memberikan kontribusi signifikan untuk pendidikan di Indonesia.
Peran-aktif intelektual kamus dan kampung
Stefanus Masiun, Rektor ITKK, menyampaikan bahwa peresmian gedung rektorat ini bertepatan dengan usia ke-4 ITKK. Dalam acara tersebut, diadakan Seminar Hari Studi yang mempertemukan para intelektual kampus dan masyarakat.
Keynote speaker Dr. Yansen TP, M.Si., seorang tokoh Dayak, menyampaikan pentingnya karya dan publikasi. “Dayak tidak perlu pengakuan, berkarya, menulis, dan publikasikanlah!” serunya, mengingatkan bahwa warisan budaya Dayak patut diperkenalkan ke dunia.
Peluncuran Pusat Kajian dan komitmen terhadap masyarakat
ITKK juga meluncurkan beberapa pusat kajian, termasuk Pusat Kajian Dayak dan Pusat Kajian Masyarakat Adat, sebagai upaya mendekatkan diri dengan masyarakat. Dengan komitmen untuk mendukung intelektual dari kampung, ITKK berharap lulusan SMA/SMK dapat melanjutkan pendidikan dengan mudah.
“Kami berkomitmen untuk menjadi kebanggaan masyarakat Sekadau dan Kalimantan Barat,” tambah Stefanus.
Bupati Sekadau, Aron, menghargai peran Yayasan Pendidikan Keling Kumang dalam meningkatkan pendidikan melalui SMK dan ITKK, berharap institusi ini dapat menyediakan pendidikan berkualitas dan mengembangkan potensi individu di daerah.
Dengan peluncuran 60 buku ber-ISBN dan berbagai inisiatif baru, ITKK semakin mengukuhkan posisinya sebagai pilar pendidikan berbasis masyarakat adat yang progresif.
-- Deraman